Amazon Beri Pelatihan Digital Bagi Lulusan SMA RI dan Bantu Cari Kerja
Amazon Web Services (AWS) berinvestasi sekitar US$ 5 miliar atau Rp 71 triliun untuk memperluas cakupan pasar komputasi awan (cloud) di Indonesia. Unit bisnis Amazon ini pun menyediakan pelatihan digital lewat program AWS re/Start.
Program tersebut telah diselenggarakan di 40 negara. Di Indonesia, AWS berkerja sama dengan Orbit Future Academy.
Country Manager Indonesia AWS Gunawan Susanto mengatakan, AWS dan Orbit Future Academy menggelar AWS re/Start selama 12 pekan. Program menyasar talenta digital Indonesia di 25 provinsi, dengan syarat minimal lulusan SMA atau sederajat.
Program bersifat gratis dan terbuka bagi individu tanpa pekerjaan tetap maupun pekerja paruh-waktu untuk membangun keterampilan di bidang cloud. Namun, AWS tidak menyebut target jumlah peserta program.
"Dalam pelatihan ini kami mengenalkan fundamental teknologi informasi (IT) dan teknologi cloud dari AWS," kata Gunawan dalam konferensi pers virtual, Kamis (7/4).
Pelatihan itu juga memfasilitasi keterampilan pemrograman, jaringan, keamanan, dan basis data relasional. Pelatihan dilaksanakan melalui proses pembelajaran berbasis skenario dunia nyata, lab praktik, dan penugasan.
Pada akhir program, lulusan akan memiliki keterampilan teknis, komunikasi, dan pengelolaan diri. Lulusan juga dipersiapkan mendapatkan sertifikasi AWS Certified Cloud Practitioner (CCP).
Gunawan mengatakan, Orbit Future Academy akan mendukung para lulusan dengan keterhubungan pemberi kerja tingkat lokal. Lulusan program AWS re/Start juga dipersiapkan untuk bisa bekerja di bidang cloud tingkat pemula misalnya operasional, keandalan situs, dan dukungan infrastruktur.
Ia menyampaikan, program tersebut digelar seiring dengan upaya AWS mengembangkan pasar cloud di Indonesia. AWS telah berinvestasi Rp 71 triliun di Tanah Air akhir tahun lalu. Investasi itu dilakukan dalam kurun waktu 15 tahun.
Melalui investasi itu, AWS mengoperasikan AWS Asia-Pacific (Jakarta) Region. Gunawan mengatakan, region ini akan menciptakan 24.700 pekerjaan secara langsung dan tidak langsung.
Founder Orbit Academy Ilham Habibi mengatakan, program pelatihan diberikan untuk mengatasi defisit talenta digital, terutama terkait cloud.
"Cloud ini bukan hanya bermanfaat bagi perusahaan besar, tapi juga bagi UMKM," katanya. Menurutnya, UMKM akan semakin mudah terintegrasi dengan layanan digital apabila menggunakan cloud.
Sebelumnya, riset AWS dan AlphaBeta menunjukkan bahwa hanya 19% dari seluruh angkatan kerja di Indonesia yang mempunyai keahlian di bidang digital. Padahal, Nusantara butuh 110 juta talenta digital baru untuk mendukung ekonomi pada 2025.
McKinsey dan Bank Dunia juga telah memperkirakan bahwa Indonesia kekurangan sembilan juta pekerja digital hingga 2030. Ini artinya, ada kebutuhan 600 ribu pegiat digital per tahun.