66% Pengemudi Ojol Ingin Kerja Kantoran, Ini Kata Asosiasi

Lenny Septiani
11 Maret 2023, 09:37
66% Pengemudi Ojol Ingin Kerja Kantoran, Ini Kata Asosiasi
Dokumentasi GOTO
Ilustrasi pengemudi ojek online

Yorga menjelaskan, ketika aplikasi berkembang dan mendapat manfaat dari efek jaringan, skema bonus secara bertahap dikurangi. Alhasil, hanya pengemudi dengan performa tinggi yang dapat memperoleh insentif setiap hari.

2. Jumlah pesaing atau pengemudi ojek online tumbuh signifikan

Berdasarkan survei tersebut, mayoritas pengemudi ojek online bekerja sejak 2017 hingga 2019. Saat itu, ketika booming layanan on-demand di Jakarta mencapai puncaknya.

“Asosiasi pengemudi ojek online mengklaim ada satu juta pengemudi di Metropolitan Jakarta sebelum pandemi corona” katanya.

Yorga memperkirakan 450 ribu pengemudi ojol adalah full time driver dengan jam kerja rata-rata 54 jam per minggu.

“Kehadiran platform online seperti Gojek dan Grab pada awalnya diharapkan dapat mendigitalkan ojek konvensional di sektor informal yang selama ini kurang bisa diandalkan,” katanya.

Namun, survei memperkirakan bahwa 49% pengemudi ojek di Jakarta sebelumnya bekerja sebagai karyawan. Hanya 5% yang sebelumnya bekerja sebagai pengemudi ojek informal.

Sisanya berasal dari latar belakang pelajar, pengangguran, atau dari sektor informal berketerampilan rendah lainnya. Pertumbuhan lapangan kerja formal di Jakarta turun 5% selama 2021 - 2022.

3. Guncangan ekonomi akibat pandemi corona

Selama pandemi, para pengemudi ojol bisa bertahan dengan melakukan pengiriman dari barang dan makanan.

Meski begitu, permintaan yang kurang dan jumlah driver ojol yang berlebih membuat 91% ojol mengalami penurunan pendapatan yang signifikan selama pandemi.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...