Joe Biden Soal ChatGPT vs Bard: Produsen Harus Pastikan Produk AI Aman

Lavinda
Oleh Lavinda
5 April 2023, 16:09
ChatGPT
ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Aditya Pradana Putra/nym.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengingatkan perusahaan teknologi untuk memastikan bahwa produk kecerdasan buatan atau artificial intelligent (AI) milik mereka merupakan produk yang aman, sebelum dirilis ke publik.

Hal itu diungkapkan Biden ketika bertemu dengan Dewan Penasihat Sains dan Teknologi AS pada Selasa (4/4) waktu setempat. Pertemuan membahas risiko dan peluang yang timbul dari kemajuan pesat kecerdasan buatan bagi pengguna individu dan keamanan nasional. 

Dikutip dari APNews, Biden mengatakan, pihaknya masih belum dapat memastikan bahwa bahwa kecerdasan buatan itu berbahaya atau tidak. Maka itu, Biden mengingatkan perusahaan teknologi untuk selalu bertanggung jawab atas keamanan produk mereka.

"Masih harus dilihat. Bisa jadi (AI berbahaya). AI dapat membantu mengatasi beberapa tantangan yang sulit di masyarakat, seperti penyakit dan perubahan iklim, tetapi juga harus mengatasi potensi risiko bagi masyarakat, ekonomi, dan keamanan nasional," kata Biden kepada anggota dewan yang mencakup akademisi dan eksekutif dari Microsoft dan Google.

Diketahui, Microsoft dan Google merupakan perusahaan teknologi yang merilis kecerdasan buatan, masing-masing bernama ChatGPT dan Bard.

Kecerdasan buatan menjadi perbincangan hangat dalam beberapa bulan terakhir, setelah peluncuran chatbot AI ChatGPT yang populer. Teknologi terbaru ini memicu persaingan di antara raksasa teknologi untuk memproduksi alat serupa, sekaligus meningkatkan kepedulian etis dan sosial tentang teknologi yang dapat menghasilkan prosa atau perumpamaan yang terlihat seperti karya manusia.

Rebecca Finley, CEO Partnership on AI mengatakan, munculnya alat AI yang mudah digunakan dapat menghasilkan konten manipulatif dan media sintetis yang terlihat realistis yang dikenal sebagai deepfakes.

Dalam pertemuan tersebut, Biden juga membahas pentingnya melindungi hak dan keselamatan untuk memastikan inovasi yang bertanggung jawab dan perlindungan yang tepat. 

Menurut Gedung Putih, pertemuan ini juga untuk mengulangi seruan Biden agar Kongres meloloskan undang-undang untuk melindungi anak-anak dan membatasi pengumpulan data oleh perusahaan teknologi.

Russell Wald, Direktur Pelaksana Kebijakan Masyarakat di Stanford Institute for Human-Centered Artificial Intelligence menilai, AS melakukan pendekatan untuk mengembangkan AI secara komersial, di tengah keputusan Pemerintah Italia untuk memblokir sementara ChatGPT karena masalah privasi data. 

"Pernyataan Biden kemungkinan besar tidak akan mengubah itu, tetapi Biden sedang menyiapkan panggung untuk dialog nasional tentang topik tersebut dengan meningkatkan perhatian pada AI, yang sangat dibutuhkan," kata Wald seperti dikutip APNews, Rabu (5/4).

Tahun lalu, Pemerintahan Biden meluncurkan serangkaian rencana jangka panjang yang bertujuan untuk mencegah bahaya yang disebabkan oleh munculnya sistem AI, termasuk pedoman tentang cara melindungi data pribadi orang dan membatasi pengawasan.

Cetak Biru untuk AI Bill of Rights tidak menetapkan tindakan penegakan khusus, tetapi dimaksudkan sebagai ajakan bertindak bagi pemerintah AS untuk melindungi hak-hak digital dan sipil di dunia yang didorong oleh AI.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...