Tips Amankan Data Pribadi Ketika Transaksi Melonjak Jelang Lebaran
Sebagai informasi tambahan, pihak resmi aplikasi biasanya tidak akan meminta pengguna untuk memberikan informasi sensitif melalui moda yang tidak terproteksi.
3. Hindari menggunakan jaringan wifi publik yang tidak terenkripsi
Ketika menggunakan Wi-Fi publik, risiko menjadi korban kejahatan siber “Man in the Middle Attack” atau MitM antara pengguna dengan penyedia layanan digital semakin tinggi.
Modus MitM sendiri adalah mencuri informasi pribadi pada jaringan yang tidak terenkripsi. Targetnya, pengguna aplikasi keuangan, e-commerce, maupun situs layanan lainnya.
Untuk itu, pengguna sangat disarankan untuk menunda melakukan transaksi hingga memiliki akses jaringan yang lebih aman seperti mobile data ataupun Wi-Fi pribadi.
4. Hindari transaksi pada platform e-commerce yang mencurigakan
Pelaku penipuan dapat membuat web dan aplikasi yang benar-benar mirip dengan e-commerce yang resmi untuk memperoleh data pribadi korbannya (sniffing). Caranya, meminta pengguna memasukkan identitas pribadi hingga detail pembayaran seperti nomor dan CVV kartu kredit.
Untuk itu, konsumen harus jeli dalam melihat kredibilitas platform untuk memastikan bahwa platform e-commerce yang digunakan mengikuti aturan yang berlaku.
5. Gunakan layanan keuangan digital yang sudah menggunakan fitur otentikasi dua langkah (2FA) seperti penggunaan biometrik
Modus kejahatan pencurian identitas seperti phishing menjadi semakin sulit untuk dibedakan dari otoritas yang sebenarnya. Untuk itu, sistem otentikasi dua langkah hadir memberikan lapisan tambahan jika seandainya username dan password sudah bocor.
Lapisan tambahan ini juga dapat hadir dalam rupa otentikasi biometrik yang tentunya lebih aman. Baik biometrik sidik jari maupun wajah, pengguna tidak perlu lagi khawatir akan kehilangan akses karena semuanya melekat pada pengguna yang bersangkutan.