Microsoft Raih Restu Akuisisi Produsen Gim Blizzard Rp 1.020 Triliun
Sebelumnya, regulator antimonopoli di seluruh dunia menentang aksi penggabungan usaha Microsoft dan Blizzard.
Pada Desember lalu, Komisi Perdagangan Federal AS menggugat untuk memblokir kesepakatan bisnis tersebut karena alasan persaingan usaha. Sidang dijadwalkan berlangsung pada Agustus mendatang. Uni Eropa juga mengevaluasi transaksi tersebut.
Tak hanya itu, regulator antimonopoli Inggris juga memblokir pembelian Activision Blizzard oleh Microsoft, karena khawatir bahwa penggabungan usaha berpotensi merusak persaingan dalam bisnis komputasi awan untuk gim atau cloud gaming.
Menurut Otoritas Persaingan dan Pasar Inggris, kesepakatan itu berpotensi menurunkan inovasi dan mengurangi pilihan bagi para gamer Inggris di tahun-tahun mendatang. Menurut regulator, kesepakatan Microsoft dan Activision Blizzard dapat membahayakan jutaan gamer.
Dalam putusannya, Otoritas Persaingan dan Pasar Inggris mengatakan Microsoft dapat berupaya membuat game Activision eksklusif untuk platform-nya sendiri, kemudian menaikkan biaya langganan Game Pass.
Cloud memungkinkan para gamer Inggris untuk menghindari membeli konsol game dan PC yang mahal serta memberi mereka lebih banyak fleksibilitas dan pilihan dalam cara mereka bermain.
"Akuisisi ini mengizinkan Microsoft untuk mengambil posisi yang kuat di pasar cloud gaming saat mulai tumbuh pesat akan berisiko merusak inovasi yang sangat penting untuk pengembangan peluang ini,” ujar Otoritas.
Akuisisi ini diperkirakan membuat Microsoft menjadi lebih kuat di pasar cloud gaming, industri di mana Microsoft telah memegang 60%-70% saham secara global.