TikTok Blokir 8.000 Live Streaming di Wilayah Israel - Palestina

Desy Setyowati
17 Oktober 2023, 11:45
TikTok, Israel, Palestina,
Unsplash
TikTok

TikTok memblokir lebih dari 500 ribu video terkait konflik Israel – Palestina sejak 7 Oktober. Selain itu, memblokir 8.000 siaran langsung atau live streaming di wilayah konflik ini.

“Itu karena melanggar panduan komunitas TikTok,” kata perusahaan dalam keterangan pers, Selasa (17/10). Namun TikTok menyebutnya konflik Israel – Hamas.

TikTok menyampaikan, perusahaan menentang segala bentuk terorisme. “Kami sangat prihatin dengan aksi teror yang terjadi di Israel pada minggu lalu,” ujar perusahaan.

“Kami juga sangat sedih melihat krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza dan untuk semua orang yang terdampak,” TikTok menambahkan.

Anak usaha ByteDance itu mengerahkan sumber daya dan personel untuk menjaga keamanan komunitas dan integritas platform.  Berikut hal-hal yang dilakukan oleh TikTok untuk mendeteksi konten terkait konflik Israel – Palestina:

  1. Meluncurkan pusat komando yang melibatkan tim profesional keselamatan global TikTok yang terdiri dari 40 ribu orang
  2. Mengembangkan sistem deteksi otomatis proaktif secara real-time ketika TikTok mengidentifikasi konten vulgar dan kekerasan
  3. Menambahkan lebih banyak moderator yang dapat berbahasa Arab dan Ibrani untuk meninjau konten terkait peristiwa ini
  4. Menegakkan kebijakan TikTok yang menolak kekerasan, kebencian, dan misinformasi berbahaya dengan menghapus konten dan akun yang melanggar panduan komunitas.
  5. Menambahkan layar pilihan pada konten yang mungkin memiliki visual kekerasan agar dapat mencegah pengguna dalam melihat konten secara tak terduga, sekaligus menyusun beberapa pengecualian secara berkelanjutan demi menjaga kepentingan publik
  6. Melakukan penyesuaian sementara pada kebijakan yang mengatur fitur TikTok, guna mencegah pengguna menyalahgunakan fitur untuk mendukung perilaku kebencian atau kekerasan di suatu wilayah secara proaktif
  7. Bekerja sama dengan lembaga penegak hukum global, serta para ahli lintas-industri dan masyarakat sipil, seperti Tech Against Terrorism dan Dewan Penasihat TikTok

Meski memblokir 500 ribu lebih video dan 8.000 live streaming, TikTok menyatakan berkomitmen untuk mengedepankan transparansi sekaligus menyediakan ruang yang aman dan nyaman bagi komunitas global.

“Kami senantiasa berfokus dalam upaya mendukung kebebasan berekspresi, menjunjung tinggi komitmen terhadap hak asasi manusia, dan melindungi TikTok selama perang Israel - Hamas berlangsung,” kata perusahaan.

Namun Asisten Profesor di Stanford Law School Evelyn Douek menyampaikan tidak mudah bagi media sosial mendefinisikan apa yang dianggap sebagai kelompok ekstremis.

Namun mereka menghadapi pengawasan ketat dari pemerintah hingga organisasi politik selama bertahun-tahun.

“Platform media sosial populer, tidak jelas dalam menentukan organisasi mana yang mereka tunjuk sebagai organisasi berbahaya, atau teroris,” kata Douek dikutip dari Washington Post, Rabu (11/10).

“Ini juga merupakan area di mana platform cenderung melakukan kesalahan, karena khawatir terkait hukum,” Douek menambahkan.

Dalam kasus konten yang mendukung Hamas, menurutnya media sosial bisa berarti menekan ekspresi yang sah dari orang-orang yang mendukung pembebasan Palestina.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...