Google dan Apple Blokir Akses Aplikasi Kripto Binance dan Kraken

Lenny Septiani
16 Januari 2024, 12:11
Google, kripto, apple, binance,
Unsplash
Google

Akibat arbitrase peraturan itu dan musim dingin kripto yang lebih luas, aktivitas perdagangan di bursa kripto India yang populer yakni WazirX turun 97% dalam dua tahun terakhir.

Begitu juga CoinSwitch Kuber dan CoinDCX.

Pedagang kripto beralih ke platform global untuk menghindari pajak dan pengawasan identifikasi yang ketat. Hal ini dinilai sebagai perilaku penghindaran pajak klasik.

"CoinSwitch dan CoinSwitch PRO, serta beberapa pertukaran VDA India lainnya, sudah sesuai dengan persyaratan PMLA India untuk VASP. Tidak ada alasan mengapa bursa kripto luar negeri tidak boleh melakukan hal yang sama, jika mereka ingin melakukan bisnis di India," kata salah satu pendiri dan kepala eksekutif CoinSwitch Ashish Singhal di Twittter.

Ia mengatakan, bursa luar negeri harus secara aktif mempertimbangkan untuk mendaftar ke FIU-IND dan mematuhi langkah-langkah AML dan CFT India. “Ini juga lebih baik untuk perlindungan konsumen di India karena akan ada pengawasan regulasi yang lebih besar terhadap ekosistem,” Ashish menambahkan.

Secara historis, India mengambil sikap keras terhadap mata uang kripto dan perusahaan yang memungkinkan perdagangan. 

Reserve Bank of India menerapkan larangan terhadap mata uang kripto di negara ini sekitar lima tahun yang lalu. 

Meskipun larangan itu akhirnya dibatalkan oleh Mahkamah Agung India, bank sentral tetap mengadvokasi pelarangan kripto sejak saat itu. Para pejabat tinggi India juga menyamakan aset digital virtual ini dengan skema Ponzi.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...