Indonesia Berpotensi Lahirkan Lebih Banyak Animasi Berkualitas

Sahistya Dhanesworo
Oleh Sahistya Dhanesworo - Tim Riset dan Publikasi
26 April 2022, 15:13
Peningkatan pendidikan serta peningkatan kualitas dan kuantitas menjadi kunci pengembangan sektor animasi di Indonesia.
ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/rwa.

Mendengar kata animasi, pikiran Anda mungkin langsung teringat beberapa judul anime terkemuka, seperti Naruto karya Masashi Kishimoto dan One Piece buatan Eiichiro Oda. Atau, karya-karya animator global lain. 

Reaksi semacam itu tidak salah. Tapi yang pasti, kita juga perlu ingat ada beberapa animator andal anak bangsa, seperti Roni Gani dan Rini Sugianto. Di Indonesia sendiri, sektor animasi merupakan subsektor industri kreatif yang diproyeksikan akan terus tumbuh.

Beberapa judul yang ditangani Roni Gani, misalnya Pacific Rim (2013), Transformer: Age Of Extinction (2014), dan Avengers: Age of Ultron (2015). Sementara Rini Sugianto sukses menggarap The Hobbit: An Unexpected Journey (2012), Iron Man 3 (2013), dan  Ready Player One (2018) yang meraih nominasi Oscar 2019 untuk kategori visual efek terbaik.

Berdasarkan data OPUS Outlook Bekraf 2020, terdapat 40.106 masyarakat Indonesia yang bekerja bekerja di subsektor ekonomi kreatif film, animasi, dan video termasuk mereka yang terlibat dalam proyek Hollywood.

Sementara itu, data Asosiasi Industri Animasi Indonesia (AINAKI) per 2020 mencatat, ada 155 studio animasi di Indonesia yang tersebar di 23 kota. Sebagian besar studio animasi tersebut berada di provinsi Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Dan sisanya berada di luar Jawa seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bali, Sulawesi Selatan, serta Maluku.

Dalam kurun 2015 - 2019, industri animasi Indonesia tumbuh hingga 153 persen dengan rata-rata kenaikan 26 persen per tahun. Pendapatan dari industri animasi juga naik dari Rp 238 miliar pada 2015, menjadi Rp602 miliar pada 2019. Namun, angka-angka ini mengalami penurunan menjadi Rp 510 miliar pada 2020 akibat pandemi. 

Ketua Cimahi Creative Association (CCA) Rudi Siteja menyatakan, apabila pandemi tidak terjadi maka nilai jasa industri animasi dapat mencapai Rp 600 - Rp 800 miliar, dikutip dari laporan AINAKI. 

Permintaan industri animasi Indonesia tak hanya datang dari dalam negeri melainkan pula luar negeri. Pemetaan yang dilakukan AINAKI menunjukkan, animasi Indonesia diekspor ke berbagai kawasan dunia termasuk Asia Timur, Eropa, Amerika Utara, dan Timur Tengah. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...