Pemerintah Fokus Pada Ekonomi Sirkular untuk Pemulihan Pasca-Covid19

Cahya Puteri Abdi Rabbi
26 Maret 2021, 09:28
ekonomi sirkular, pandemi covid 19, pemulihan ekonomi
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Ilustrasi. Deretan gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (4/1/2020).

Lima Sektor Utama Ekonomi Sirkular

Berdasarkan hasil studi Bappenas bersama pemerintah Denmark dan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), penerapan ekonomi sirkular berpotensi menambah produk domestik bruto (PDB) sekitar Rp 593 triliun hingga 638 triliun.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan ekonomi sirkular dapat meningkatkan PDB secara signifikan di 2030. Total lapangan kerja baru yang tercipta mencapai 4,4 juta dan penurunan emisi karbon dioksida atau CO2 hingga 126 juta ton.

"Studi ini merupakan tonggak awal proses transisi Indonesia menuju ekonomi sirkular," kata dia dalam diskusi secara virtual, Senin (25/1). Suharso menyebut ke depan pemerintah tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, tapi juga pembangunan berkelanjutan dan rendah emisi karbon.

Deputi Bidang Kemaritiman dan SDA Kementerian PPN/Bappenas Arifin Rudiyanto mengatakan setidaknya ada lima sektor prioritas dalam implementasi ekonomi sirkular. Kelimanya yakni makanan dan minuman, tekstil, konstruksi, ritel yang berfokus pada kemasan plastik, serta elektronik.

Kelima sektor itu diperkirakan berkontribusi hingga 33% persen produk domestik bruto (PDB) domestik. Jumlah lapangan kerjanya mencapai lebih 43 juta orang pada 2019.

Berdasarkan analisis Kementerian PPN/Bappenas menunjukkan penerapan ekonomi sirkular pada lima sektor ini dapat memberi dampak signifikan pada Indonesia. Pengurangan limbahnya mencapai 18-52% dibandingkan dengan skenario business as usual pada 2030.

"Apabila pendekatan business as usual terus dilakukan, limbah yang dihasilkan akan mengalami peningkatan dalam jumlah signifikan," kata Arifin.

Indonesia setidaknya membutuhkan investasi sebesar Rp 308 triliun atau sekitar US$ 21,6 miliar tiap tahunnya untuk menerapkan ekonomi sirkular di lima sektor itu hingga 2030. “Kami berharap dapat menjalin kerja sama yang lebih erat dengan sektor swasta dan mitra pembangunan untuk menggabungkan investasi," kata dia.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi

The pandemic has led Indonesia to revisit its roadmap to the future. This year, we invite our distinguished panel and audience to examine this simple yet impactful statement:

Reimagining Indonesia’s Future

Join us in envisioning a bright future for Indonesia, in a post-pandemic world and beyond at Indonesia Data and Economic Conference 2021. Register Now Here!

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...