Pemerintah Kaji Target Pencapaian Netral Karbon Lebih Cepat
Berbagai langkah telah dilakukan pemerintah dalam upaya mitigasi maupun kegiatan adaptasi perubahan iklim. Indonesia pun memiliki komitmen untuk mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC).
Dokumen NDC menetapkan target pengurangan emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia sebesar 29% dengan usaha sendiri dan 41% dengan dukungan internasional yang memadai pada 2030. "Kami sudah mempersiapkan kebijakan operasional dalam berbagai instrumen dan implementasi perubahan iklim yang mengikuti strategi dan peta jalan untuk mitigasi dan adaptasi," katanya.
Sebelumnya, Institute for Essential Services Reform (IESR) menilai target pemerintah dalam mencapai nol emisi karbon masih kurang. Padahal secara teknis dan ekonomis Indonesia sebenarnya mampu mencapai nol emisi di sektor ketenagalistrikan pada 2045.
Laporan IESR berjudul “Deep decarbonization of Indonesia’s energy system: A pathway to zero emissions by 2050” menunjukkan capaian tersebut lebih cepat dibandingkan sektor transportasi dan industri yang mencapai kondisi yang sama pada 2050.
Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa mengatakan dibandingkan sektor transportasi dan industri, sektor ketenagalistrikan akan lebih mudah (low hanging fruit) dalam upaya dekarbonisasi sistem energi Indonesia. "Untuk itu, satu dekade ini sangat menentukan," ujarnya.
Setidaknya ada empat hal yang perlu terjadi dalam satu dekade mendatang. Pertama, akselerasi energi terbarukan. Kedua, penghentian pembangunan PLTU batu bara baru sebelum 2025. Ketiga, percepatan penghentian PLTU terutama berjenis subcritical. Keempat, modernisasi grid.
Elektrifikasi sektor transportasi dan industri juga dimulai bersamaan dengan proses dekarbonisasi yang mendalam di sektor ketenagalistrikan. Akibatnya, penurunan emisi GRK di sektor ketenagalistrikan akan berkontribusi signifikan pada pengurangan emisi dibandingkan sektor transportasi dan industri.
IESR membuat skenario yang menunjukkan permintaan listrik dari sektor transportasi dan industri terus meningkat menuju 2050. Sekitar 50% listrik diproduksi oleh energi terbarukan pada 2030 dari 140 GW pembangkit listrik energi terbarukan, sebelum akhirnya mencapai 100% energi terbarukan pada 2045.