Teknologi Co-Firing PLN Tekan 1,05 Juta Ton Emisi Karbon pada 2023

Tia Dwitiani Komalasari
3 Januari 2024, 12:20
Petugas PLN melakukan pengecekan terhadap biomassa yang berasal dari serbuk kayu untuk digunakan sebagai substitusi bahan bakar batu bara atau co-firing di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Cilegon, Banten.
PLN
Petugas PLN melakukan pengecekan terhadap biomassa yang berasal dari serbuk kayu untuk digunakan sebagai substitusi bahan bakar batu bara atau co-firing di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Cilegon, Banten.
Button AI Summarize

Pemanfaatan biomassa dalam teknologi co-firing pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PT PLN (Persero) berhasil mereduksi emisi hingga 1,05 Juta ton CO2e sepanjang 2023. PLTU tersebut juga telah memproduksi energi bersih sebesar 1,04 terawatt hour (TWh) pada tahun yang sama.

Capaian sepanjang 2023 ini meningkat jika dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Dalam produksi reduksi emisi misalnya, PLN mampu menambah pengurangan emisi hingga 450 ribu ton CO2. Produksi energi bersih pun tumbuh hingga lebih dari 77% dari realisasi tahun 2022 sebesar 575 gigawatt hour (GWh).

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, pihaknya terus mengembangkan teknologi dalam menjawab tantangan zaman. Dikembangkan sejak 2021, substitusi batubara dengan biomassa tak hanya mampu mengurangi emisi karbon namun juga menggerakkan ekonomi kerakyatan.

Darmawan mengatakan, teknologi co-firing merupakan sebuah terobosan dalam transisi energi di tanah air. Selain pengurangan emisi, teknologi ini juga akan mengurangi penggunaan energi fosil. Co-firing tidak hanya menghasilkan listrik andal namun tetap murah bagi masyarakat.

"Lebih dari itu, co-firing juga mendorong perekonomian kerakyatan lewat keterlibatan langsung masyarakat dalam pengembangan biomassa," kata Darmawan.

Sepanjang 2023, PLN telah menyerap biomassa sebanyak 1 Juta ton untuk 43 PLTU yang tersebar di tanah air. Angka ini tumbuh lebih dari 71% dibandingkan realisasi serapan biomassa 2022 yang sebesar 585 ribu ton.

Target 52 PLTU Gunakan Co-firing

Secara bersamaan, PLN terus melakukan uji coba teknologi ini hingga 2025 agar 52 PLTU di Indonesia bisa seluruhnya menggunakan co-firing. Bahkan pada akhir 2023, PLN telah berhasil mengimplementasikan PLTU secara hybrid dimana 100% biomassa beroperasi selama 15 hari dalam satu bulan di PLTU Sintang, Kalimantan Barat.

Darmawan mengatakan, capaian ini merupakan yang pertama dan terlama di Indonesia, sekaligus sebagai jawaban masa depan energi bersih di tanah air.

“100 persen penggunaan biomassa ini adalah bentuk konsistensi PLN Group dalam menghadirkan energi bersih untuk Indonesia yang lebih baik. Sebagai pionir, keberhasilan ini juga saya harapkan dapat menjadi pemacu motivasi untuk dapat diterapkan pada PLTU lainnya,” ujar Darmawan.

Tak hanya itu, peningkatan ekonomi masyarakat juga bisa digenjot lewat rantai pasok biomassa yang melibatkan langsung masyarakat. Ekosistem biomassa pun terus dikembangkan dengan menggandeng komunitas lokal, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) hingga Pemerintah Daerah setempat sekitar lokasi sumber biomassa.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...