Perkebunan Teh Punya Potensi Besar Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca
Dia mengatakan, memperbaiki praktik budidaya teh juga dapat mengurangi emisi GRK, misalnya dengan optimalisasi lahan, pengelolaan agroinput, pengolahan tanah minimum, hingga pemanfaatan lahan kritis. Karbon akan tetap tersimpan dalam biomassa tanaman dan bahan organik tanah selama tidak ditebang dan terurai.
Selain itu, budidaya teh tidak membutuhkan pengolahan lahan secara intensif sehingga tidak merusak struktur karbon yang tersimpan di dalam tanah.
Sementara itu, Ketua Dewan Teh Indonesia (DTI) Rachmad Gunadi mengatakan teh mempunyai peluang untuk membangun rantai nilai yang berkelanjutan.
Pembangunan proyek karbon dengan teh sebagai vegetasi utama, memberikan keuntungan yang menjanjikan, baik dari segi pelestarian lingkungan hidup maupun nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha perkebunan teh.
Menurut dia diperlukan kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi tantangan perubahan iklim dan menciptakan sektor teh yang berkelanjutan.
"Melalui inisiatif karbon di sektor teh ini diharapkan terjalin kolaborasi yang dapat mendukung keberlanjutan sektor teh Indonesia," katanya.