Mayoritas Negara G20 Sepakat Dunia Perlu Bertindak Kurangi Emisi

Image title
27 Juni 2024, 14:32
Perdana Menteri India Narendra Modi (kanan) berbicara pada sesi pertama KTT G20 sementara Presiden AS Joe Biden (kiri) dan Presiden Indonesia Joko Widodo mendengarkan, di New Delhi, India, Sabtu, (9 /9/2023).
ANTARA FOTO/Pool via Reuters-Evan Vucci/hp. Indian Prime Minister Narendra Modi speaks during the first session of the G20 Summit, in New Delhi, India, Saturday, Sept. 9, 2023. Evan Vucci/Pool via REUTERS
Perdana Menteri India Narendra Modi (kanan) berbicara pada sesi pertama KTT G20 sementara Presiden AS Joe Biden (kiri) dan Presiden Indonesia Joko Widodo mendengarkan, di New Delhi, India, Sabtu, (9 /9/2023).
Button AI Summarize

Mayoritas negara yang tergabung dalam G20 telah memikirkan perubahan iklim dan melindungi alam perlu dilakukan dengan segera dalam satu dekade ke depan. 

Berdasarkan hasil riset Lembaga Non Government Organization (NGO) Global Earth4All dan Global Commons Alliance menunjukkan bahwa 71% dari 18 negara anggota G20 menunjukan bahwa dunia perlu bertindak segera, dalam satu dekade, untuk mengurangi emisi karbon dari listrik, transportasi, makanan, industri, dan bangunan. 

Survei ini, mengeksplorasi dukungan untuk transformasi ekonomi dan politik di 18 negara G20. Survei ini sendiri dilakukan oleh lembaga survei global, IPSOP. Khusus di Indonesia, survey dilakukan terhadap 1.000 responden.

Direktur Eksekutif di Global Commons Alliance, Jane Madgwick, mengatakan urgensi survei ini mengenai Ilmu pengetahuan menuntut lompatan besar untuk mengatasi krisis planet, perubahan iklim, dan melindungi alam. 

"Sebanyak 71% orang di 18 negara G20 yang disurvei mendukung tindakan segera dalam dekade berikutnya untuk mengurangi emisi karbon," ujar Jane.

Sementara 17 negara G20 yang disurvei, mayoritas orang percaya ekonomi harus bergerak melampaui fokus tunggal pada pertumbuhan ekonomi. Sebanyak 68% dari mereka yang disurvei di 17 negara G20 setuju bahwa cara kerja ekonomi negara mereka harus memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan orang dan alam daripada hanya fokus pada keuntungan dan peningkatan kekayaan. 

Selain itu, 62% setuju bahwa keberhasilan ekonomi suatu negara harus diukur dari kesehatan dan kesejahteraan organnya, bukan seberapa cepat ekonomi tumbuh.

Kepercayaan pada pemerintah rendah. Hal itu terlihat dari hasil survey dimana hanya 39% orang di 17 negara G20 yang meyakini bahwa pemerintah mereka dapat dipercaya untuk membuat keputusan demi kepentingan mayoritas orang. Hanya 37% yang percaya bahwa pemerintah mereka dapat dipercaya untuk membuat keputusan jangka panjang yang akan menguntungkan mayoritas orang 20 atau 30 tahun dari sekarang.

Sementara itu, co-lead inisiatif Earth4All, Owen Gaffney mengatakan, Survei ini menyoroti dukungan luas agar menggunakan pendapatan pajak tambahan untuk mendanai usulan kebijakan perubahan dalam ekonomi dan gaya hidup kita. 

"Sektor kunci dengan dukungan kuat termasuk inisiatif energi hijau, layanan kesehatan universal, dan memperkuat hak-hak pekerja," ujar Owen dalam keterangan, Kamis (27/6). 

Owen menyatakan, survei tersebut menunjukan bahwa pesan kepada politisi sangat jelas. Dimana, mayoritas besar orang yang kami survei di ekonomi terbesar dunia percaya bahwa tindakan besar segera diperlukan dalam dekade ini untuk mengatasi perubahan iklim dan melindungi alam. 

“Pada saat yang sama, banyak yang merasa ekonomi tidak bekerja untuk mereka dan menginginkan reformasi politik dan ekonomi. Kemungkinan ini bisa membantu menjelaskan peningkatan terpilihnya pemimpin populis," ujarnya. 

"Hasil survei kami memberikan mandat yang jelas dari mereka yang disurvei di negara-negara G20: redistribusi kekayaan. Kesetaraan yang lebih besar akan membangun demokrasi yang lebih kuat untuk mendorong transformasi yang adil menuju planet yang lebih stabil,” tutur Owen.




Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...