Pandemi Tak Cegah Pemanasan Global, Suhu Bumi Diprediksi Bakal Naik

Sorta Tobing
10 Desember 2020, 11:13
emisi karbon, perubahan iklim, unep, pbb, pandemi corona, pemanasan global, covid-19
Arief Kamaludin (Katadata)
Ilustrasi. Laporan Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa alias UNEP menyebutkan bumi tetap memanas di atas tiga derajat Celcius pada akhir abad ini.

Dengan banyaknya paket stimulus dari banyak negara untuk memulihkan ekonomi, UNEP berpendapat agar sebagian dapat masuk ke program perubahan iklim. Alokasi dananya diperkirakan dapat memotong 25% emisi pada 2030. 

Banyak negara, seperti Uni Eropa, Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang, telah berkomitmen menjadi untuk menjadi 0% emisi pada pertengahan abad ini. Namun, laporan UNEP menyebut, target-targetnya perlu diterjemahkan ke dalan kebijakan dan tindakan jangka pendek yang kuat. “Tingkat ambisi Kesepakatan Paris harus naik tiga kali lipat untuk mencapai target tersebut,” ujar Andersen. 

Indonesia Akan Keluarkan Aturan Perdagangan Karbon

Aturan perdagangan emisi karbon hampir rampung. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Presiden Joko Widodo akan mengeluarkan aturannya pada awal Desember 2020.

Potensi pendapatan dari perdagangan itu cukup menjanjikan. Luhut mengatakan Indonesia memiliki 75% hingga 85% kredit emisi karbon yang berasal dari hutan bakau, lahan gambut, padang lamun, dan terumbu karang. “Awal bulan depan, kita bisa melihat keputusan baru presiden tentang kredit karbon,” kata dia pada 25 November lalu.

Saat ini dunia sedang bertransisi dari bahan bakar fosil ke energi baru terbarukan. Luhut menyinggung soal pentingnya Indonesia melakukan diversifikasi sumber energi. Apalagi, impor minyak selama ini telah memperlebar neraca dagang.

Diversifikasi pun menjadi tak terelakkan karena pemakaian jumlah bahan bakar fosil terus menipis. Selama bertahun-tahun Indonesia tak berhasil menemukan cadangan baru yang signifikan jumlahnya.

Pemerintah mendorong agar industri mulai bertransformasi. Misalnya, melalui pengembangan mobil listrik dan baterai kendaraan listrik. “Tentu saja, swasta dapat ikut,” kata Luhut.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...