ThorCon akan Bangun PLTN 500 MW di Bangka Belitung, Beroperasi 2030
Pengembangan teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia terus berjalan oleh PT ThorCon Power Indonesia bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). PLTN eksperimental 500 megawatt (MW) akan dibangun di Bangka Belitung yang ditargetkan beroperasi pada 2030.
Adapun biaya investasi pembangunan PLTN eksperimental itu seluruhnya akan ditanggung ThorCon. "Sekarang ini masih mencoba membuat peta jalan lalu Terms of Agreement," kata Bob kepada Katadata.co.id pada Selasa (26/7).
PLTN eksperimental adalah nama lain dari PLTN Reaktor Daya Non-Komersial yang sebelumnya pernah digarap oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Di dalam regulasi ketenaganukliran Indonesia, PLTN kerap kali disebut sebagai reaktor daya komersial.
Sebelum menjadi reaktor daya komersial, PLTN eksperimental harus menempuh sejumlah penelitian dan pengembangan. "Karena reaktor kami adalah reaktor terkini, maka belum dikomersialkan. Artinya harus dibangun dulu sebagai reaktor daya non-komersial. Inilah yang kami sebut PLTN eksperimental," kata Bob.
Usai dinyatakan lulus dari tahap penelitian dan pengembangan dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), PLTN akan memperoleh izin operasi sebagai PLTN komersial. Selanjutnya, PLTN yang sudah memperoleh perizinan komersial dapat segera dioperasikan "Target operasionalnya tahun 2030," sambungnya.
Bob menambahkan, nantinya hasil akhir atau produksi listrik yang dihasilkan dari PLTN tersebut akan dijual ke PLN dengan skema menjual kelebihan tenaga listrik (excess power).
"Jadi bukan sebagai pembangkit listrik swasta, tapi excess power, sebingga PLN bisa menyerap. Memang kami bicara dengan PLN listriknya akan dievaluasi sebagai excess power. Kalau memang ternyata output listriknya tidak bisa dievaluasi ke PLN, memang buat kami itu bebannya besar sekali untuk ground listriknya," ujar Bob.
Bob menjelaskan, ThorCon telah mengajukan Provinsi Bangka Belitung sebagai tempat pengambungan PLTN ke Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) sejak 2020.
"Bangka Belitung bakal dijadikan lokasi PLTN pertama di Indonesia. Lokasinya ditempatkan di pulau terpencil berjarak 32 kilometer (km) dari Pulau Bangka," ungkap Bob.
Walau begitu, Bob mengatakan pembangunan PLTN di Bangka Belitung belum dilakukan. Nantinya, pembangunan PLTN harus melalui sejumlah tahap. Tahap awal yakni membangun fasilitas uji non-fisi. Teknik fisi merupakan cara untuk mengubah uranium menjadi teknologi nuklir. Fasilitas uji non-fisi akan dibangun di Jawa Timur pada 2023.
"Jadi kami akan membangun reaktor tapi tanpa fisi, hanya memanfaatkan listrik untuk melihat bagaimana perpindahan panasnya. Jadi ini adalah fasilitas uji tanpa reaksi nuklir. Ini sangat aman, bahkan bisa disentuh," paparnya.
Selain menjalin kerjasama dengan BRIN, Bob menyatakan ThorCon juga menjalin komunikasi intensif dengan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE). Tahun ini hingga Juli, ThorCon telah menggelontokan dana hampir Rp 22 miliar untuk studi kelayakan, studi grid, studi lokasi, kajian keselamatan, dan survei kesediaan masyarakat.
Sementara kajian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) baru akan dimulai menjelang akhir tahun. "Lima kajian awal ditarget selesai pada Oktober. Kalau total investasi sampai jadi PLTN di 2030 itu Rp 17 triliun," ujar Bob.
Terpisah, Direktur Jenderal EBTKE Dadan Kusdiana membenarkan bahwa pihaknya pernah melakukan kajian potensi PLTN bersama PT ThorCon Power Indonesia pada 2019. Akan tetapi, Dadan mengatakan belum ada penetapan lokasi dan rencana pembangunan.
"Kami pernah melakukan kajian bersama untuk potensi PLTN tahun 2019, belum ada penetapan lokasi dan juga rencana pembangunannya," kata Dadan melalui pesan singkat WhatsApp pada Jumat (22/7).