Dana JETP Juga Harus Prioritaskan Biomassa dan PLTA

Nadya Zahira
18 September 2023, 12:50
Pendanaan Just Energy Transition Partnership (JETP) belum memprioritaskan pemanfaatkan energi biomassa dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Arief Kamaludin|KATADATA
Pendanaan Just Energy Transition Partnership (JETP) belum memprioritaskan pemanfaatkan energi biomassa dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

Pendanaan transisi energi melalui kemitraan Just Energy Transition Partnership (JETP) saat ini hanya berfokus pada transisi energi di sektor tenaga surya atau tenaga angin. Padahal, pendanaan tersebut seharusnya juga memprioritaskan kebutuhan di sektor biomassa dan energi air (hidro). 

Chairman Indonesia Clean Energy Forum Bambang Brodjonegoro mengatakan dalam pembahasan program JETP selama ini hanya berfokus kepada transisi energi di sektor tenaga surya atau angin. "Padahal, kita juga perlu mencermati kearifan lokal, apa itu biomassa dan hidro. Jadi kalau bisa dalam waktu dekat, dalam pendanaan JETP juga harus memikirkan dua hal itu," ujar Bambang dalam acara Indonesia Energy Transition Dialogue 2023, di Jakarta, Senin (18/9).

Jika program JETP hanya mementingkan transisi energi dari sektor angin atau surya saja maka Indonesia akan sulit untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 dan bauran energi terbarukan sebesar 23% di 2025. Pasalnya, potensi angin di Indonesia tidak cukup besar. 

Untuk sektor tenaga surya, Bambang menilai masih terdapat beberapa kendala. Salah satunya, cuaca yang kerap kali mendung dan banyak membuang spot yang tidak basah. "Jadi otomatis panas kita sedikit lebih banyak karena kita berada di garis khatulistiwa kan? Jadi, di sini kita perlu membicarakan hal ini lebih lanjut," kata dia.

Pemerintah telah menyepakati pendanaan transisi energi melalui kemitraan JETP. Nilainya mencapai US$ 20 miliar atau sekitar Rp 310 triliun yang bisa digunakan dalam dua sampai tiga tahun ke depan. 

Pendanaan tersebut bertujuan untuk membantu Indonesia dalam menjalankan program transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan untuk mencapai target emisi nol bersih atau Net Zero Emission (NZE) pada 2060. 

Di sisi lain, Bambang mengatakan, kebutuhan pendanaan transisi energi diperkirakan mencapai US$ 100 miliar atau setara dengan Rp 153,3 triliun. Oleh karena itu, dana JETP tersebut belum mencukupi untuk membiayai pembangunan transisi energi di Indonesia. 

Oleh sebab itu, Bambang menuturkan perlu adanya sumber pendanaan tambahan di luar JETP, seperti investasi dari dalam negeri maupun luar negeri untuk membangun transisi energi. "Jadi, perlu ada sumber pendanaan lain, dari investasi yang besar," kata Bambang.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira

SAFE Forum 2023 akan menghadirkan lebih dari 40 pembicara yang akan mengisi 15 lebih sesi dengan berbagai macam topik. Mengangkat tema "Let's Take Action", #KatadataSAFE2023 menjadi platform untuk memfasilitasi tindakan kolaboratif dari berbagai pemangku kepentingan yang disatukan oleh misi menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih hijau. Informasi selengkapnya di sini.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...