Jokowi Akan Hilirisasi Rumput Laut, Digunakan untuk Bahan Bioetanol

Nadya Zahira
3 November 2023, 19:29
Petani memperlihatkan hasil panen rumput laut di Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Minggu (28/5/2023). Petani menyebutkan harga rumput laut kering di daerah itu turun dalam sebulan terakhir, yaitu dari Rp45 ribu per kilogram menj
ANTARA FOTO/Arnas Padda/rwa.
Petani memperlihatkan hasil panen rumput laut di Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Minggu (28/5/2023). Petani menyebutkan harga rumput laut kering di daerah itu turun dalam sebulan terakhir, yaitu dari Rp45 ribu per kilogram menjadi Rp20 ribu per kilogram yang diduga disebabkan permainan harga tengkulak.

Presiden RI Joko Widodo mengatakan pemerintah Indonesia akan mendorong pengembangan industri pengolahan rumput laut dalam negeri, termasuk untuk produksi bahan bakar.

Sebelumnya, Indonesia melarang ekspor bijih nikel untuk mendukung pemrosesan dalam negeri pada tahun 2020. Kebijakan ini menarik investasi miliaran dolar ke dalam pabrik peleburan untuk memproduksi logam, dan fasilitas untuk mengekstraksi bahan-bahan yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik.

Jokowi menuturkan, bahwa ia akan mengimplementasikan kebijakan hilirisasi untuk komoditas-komoditas lain setelah berhasil menerapkannya pada sumber daya mineral. Kebijakan hilirisasi juga akan diterapkan pada produk-produk pertanian seperti rumput laut. Indonesia merupakan produsen terbesar kedua di dunia.

"Tidak hanya untuk farmasi dan kosmetik, (rumput laut) juga dapat digunakan untuk memproduksi bioetanol," kata Jokowi, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (3/11). 

Dia menyebutkan, produksi rumput laut Indonesia tahun ini diperkirakan mencapai 10,2 juta metrik ton, dan sebagian besar diekspor dalam bentuk mentah.

Adapun bioetanol biasanya diproduksi dari tetes tebu, tetapi beberapa jenis rumput laut telah diunggulkan sebagai bahan baku alternatif untuk menghasilkan bahan bakar terbarukan.

Untuk itu, Indonesia sedang berusaha meningkatkan kapasitas produksi bioetanolnya karena bertujuan untuk memperluas porsi bahan bakar terbarukan dalam konsumsi energinya.

Seperti yang diketahui, pemerintah saat ini mewajibkan penggunaan biodiesel yang disebut B35. Adapun B35 adalah mencampur biodiesel dari fatty acid methyl ester atau FAME minyak kelapa sawit sebesar 35% ke dalam komposisi BBM solar.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...