Indonesia dan Jepang Dorong Percepatan Transisi Energi di Forum IPEF
Indonesia dan Jepang mengeksplorasi peluang-peluang kerja sama ekonomi dan percepatan transisi energi dalam Pertemuan Menteri Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF). Salah satu kerja sama yang bakal menjadi fokus kedua negara adalah percepatan pengembangan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengadakan pertemuan dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Nishimura Yasutoshi, pada Selasa (14/11).
Dalam pertemuan tersebut, Nishimura mengatakan Jepang memiliki keinginan yang kuat untuk menyelesaikan seluruh pilar IPEF secara substansi yang dapat memperkuat sektor industri, mempercepat proses transisi energi sesuai inisiatif Asian Zero Emission Community (AZEC), dan memperkuat kerja sama dengan seluruh negara ASEAN melalui IPEF. Jepang telah mendapatkan persetujuan dari kabinet untuk mengalokasikan sekitar US$ 1 miliar melalui proyek-proyek konkret pada IPEF.
Airlangga mengatakan salah satu fokus pemerintah Indonesia saat ini adalah mineral kritis yang menjadi bahan baku baterai untuk kendaraan listrik. "Presiden Joko Widodo telah menyuarakan pentingnya penguatan rantai pasok mineral kritis (critical mineral) pada saat pertemuan bilateral dengan Presiden AS Joe Biden," ujar Airlangga dalam keterangan tertulis, Rabu (15/11).
Airlangga menyebut pengembangan kendaraan listrik menjadi fokus Indonesia mengingat 90% kendaraan Indonesia merupakan produk Jepang. Indonesia berharap Jepang dapat mempercepat pengembangan kendaraan listrik di Tanah Air.
Airlangga juga mengajak Jepang untuk bekerja sama pada proyek energi bersih. "Indonesia memiliki potensi besar untuk energi baru terbarukan (EBT), termasuk solar panel energy dan geothermal energy. Kami mengajak Jepang berinvestasi pada sektor tersebut," lanjut Airlangga.
Selain itu, Airlangga juga menyinggung besarnya potensi industri semi-konduktor karena Indonesia merupakan produsen pasir silika yang menjadi bahan baku semi-konduktor dan panel surya. Oleh karena itu, Indonesia juga ingin menjadi penyedia dan pasar alternatif semi-konduktor dunia yang mampu bersaing dengan Cina.