Capai Target NZE, RI Harus Tinggalkan PLTU Batu Bara pada 2045

Rena Laila Wuri
7 Februari 2024, 17:44
Cerobong asap raksasa dari tujuh pembangkit listrik tenaga batu bara menjulang di atas desa Suralaya, Banten, Kamis (30/8).
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Cerobong asap raksasa dari tujuh pembangkit listrik tenaga batu bara menjulang di atas desa Suralaya, Banten, Kamis (30/8). W
Button AI Summarize

Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa mendorong PLTU Batu Bara harus ditinggalkan pada 2045. Hal ini harus dilakukan Indonesia untuk mencapai target net zero emission (NZE) di 2060 atau lebih awal.

Berdasarkan perhitungan IESR, Fabby mengatakan, bauran energi di Indonesia perlu mencapai  40-45% untuk mencapai target NZE tersebut. Hal ini berbeda jauh dengan wacana Dewan Energi Nasional (DEN) yang akan merevisi target bauran EBT dari 235 menjadi 17-19% pada 2025.

“Padahal harusnya 40-45% kalau kita mau selaras dengan Paris Agreement,” kata Fabby dalam diskusi bertajuk Sinyal “Edge” Transisi Energi secara daring, Rabu (7/2).

Untuk mencapai target tersebut, Fabby mengatakan, bauran energi harus mencapai sekitar 60-70 GW. Bahkan itu bisa lebih dari tergantung pada jenis bauran energi terbarukan yang digunakan Indonesia.

Jika diterapkan, target bauran EBT bisa mencapai 90-95% di 2050. Oleh sebab itu, Indonesia perlu mengurangi energi fosil dan mengganti dengan sumber energi baru dan terbarukan.

“Sumber energi yang low carbon dan kalau kita lihat dari sisi keekonomi dan ketersediaan sumberdaya alam adalah energi terbarukan,” ucapnya.

Sebelumnya, Pemerintah melalui DEN mencatat, persentase bauran energi tertinggi di Indonesia pada 2023 masih dipegang oleh batubara, yaitu sebesar 40,46%. Namun, persentase tersebut terus menurun dari tahun sebelumnya yang sebesar 42,38%.

Ketua DEN, Djoko Siswanto, mengatakan pemerintah berusaha meningkatkan bauran energi dari sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Hal itu dilakukan dengan menurunkan persentase bauran energi batu bara.

"Pemerintah terus berupaya untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil," ujar Djoko Siswanto dalam konferensi pers Capaian Kinerja 2023 dan Program Kerja Tahun 2024 Sekretariat Jenderal DEN, di Jakarta, Rabu (17/1).

Selain batu bara, bauran energi lainnya yaitu minyak bumi (30,18%), gas bumi (16,28%), EBT (13,09%). Prosentase EBT meningkat 0,79% menjadi 13,09% pada 2023. Namun realisasi tersebut masih di bawah target yang ditetapkan sebesar 17,87%.

Reporter: Rena Laila Wuri

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...