Cara Cina Dominasi Penggunaan Energi Surya Dunia, Kalahkan AS dan UE

Rena Laila Wuri
18 Maret 2024, 16:31
Panel surya di area pembangkitan listrik fotovoltaik berkapasitas 500.000 kilowatt di Ordos, Daerah Otonomi Mongolia Dalam, China, Selasa (30/5/2023). Selain sebagai salah satu sentra tambang batu bara, Inner Mongolia juga daerah penghasil listrik tenaga
ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie/hp.
Panel surya di area pembangkitan listrik fotovoltaik berkapasitas 500.000 kilowatt di Ordos, Daerah Otonomi Mongolia Dalam, China, Selasa (30/5/2023). Selain sebagai salah satu sentra tambang batu bara, Inner Mongolia juga daerah penghasil listrik tenaga surya terbesar kedua di China.
Button AI Summarize

Penggunaan tenaga surya dalam negeri di Cina naik signifikan mengungguli di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) pada 2023. Cina telah memasang lebih banyak panel surya daripada yang dimiliki Amerika Serikat dalam sejarahnya.

Cina juga berhasil memotong harga hampir 50 persen untuk grosir panel yang dijualnya. Selain itu, ekspor panel surya yang dirakit penuh naik 38 persen, dan ekspor komponen utama hampir naik dua kali lipat.

Industri tenaga surya di Cina yang berkembang pesat, berbanding terbalik dengan AS dan Eropa. Dua kawasan tersebut tengah mencoba menghidupkan kembali produksi energi terbarukannya dan membantu perusahaan menangkis kebangkrutan. 

Gencar Bangun Solar Farms Meskipun Ekonomi Melambat

Pemerintah Cina tetap gencar mempercepat pembangunan ladang panel surya  (solar panel farms) meskipun ekonominya terus melambat.  Peningkatan pengeluaran untuk energi terbarukan, terutama tenaga surya menjadi taruhan besar pada teknologi ini.

Perdana Menteri Cina, Li Qiang, mengumumkan bahwa negaranya akan mempercepat pembangunan ladang tenaga surya, serta proyek angin dan hidroelektrik. Hal ini disampaikan Perdana Menteri Li Qiang pada sesi tahunan legislatif Tiongkok pada awal Maret.

Para pemimpin Cina mengatakan bahwa "trio baru"  yakni panel surya, mobil listrik, dan baterai lithium telah menggantikan "trio lama"  yaitu pakaian, furnitur, dan peralatan. Tujuannya adalah untuk membantu mengimbangi kemerosotan tajam di sektor konstruksi perumahan Cina.

Pemerintah Cina berharap pemanfaatan industri tenaga surya ini dapat menghidupkan kembali ekonomi yang telah melambat selama lebih dari satu dekade. Percepatan pengembangan tenaga surya dalam program dua dekade ini membuat China tidak terlalu bergantung pada impor energi.

Lebih Fokus Subsidi Pabrik Panel Surya

Di AS, Pemerintahan Joe Biden telah memperkenalkan subsidi yang mayortas menyasar biaya pembuatan panel surya dan pemasangannya. Hal ini berbeda dengan Cina di mana subsidi diberikan kepada pabrik pembuat panel surya sejak belasan tahun lalu.

Sementara Pemerintah Eropa lebih fokus menawarkan subsidi untuk pembelian panel surya buatan mana pun. Ini yang menyebabkan ledakan pembelian panel surya asal Cina yang merugikan industri tenaga surya Eropa.

Halaman:
Reporter: Rena Laila Wuri
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...