Fakta Menarik Pabrik Sel Baterai Mobil Listrik Hyundai-LG di Karawang

Mela Syaharani
4 Juli 2024, 16:10
mobil listrik, kendaraan listrik, hyundai, lg, baterai kendaraan listrik,
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.
Pekerja berjalan di dekat kontainer yang berisi kemasan sel baterai di pabrik baterai kendaraan listrik PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power usai diresmikan di Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7/2024).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Presiden Joko Widodo telah meresmikan ekosistem baterai dan kendaraan listrik PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power di Karawang New Industry City, Jawa Barat pada Rabu (3/7).

PT HLI Green Power merupakan perusahaan joint venture antara Hyundai Motor Company, LG Energy Solution, dan PT Indonesia Battery Corporation (IBC).

Investasi PT HLI Green Power merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Investasi/BKPM dan Konsorsium Hyundai, LG, dan IBC pada 28 Juli 2021.

Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan pabrik ini merupakan investasi ekosistem khususnya baterai mobil terbesar yang ada di Indonesia saat ini.

“Total investasi ini US$ 9,8 miliar, minus investasi dari Hyundai untuk mobil. Jika diakumulasikan seluruhnya, maka total investasinya sekitar US$ 11-12 miliar,” kata Bahlil dalam peresmian ekosistem baterai dan kendaraan listrik PT HLI Green Power di Karawang, Jawa Barat pada Rabu (3/7).

Pembangunan Pabrik

Bahlil mengatakan, pembentukan ekosistem ini pertama kali tercetus pada 2020. Pada tahun pertama Pandemi Covid-19 tersebut Bahlil ditugaskan oleh Presiden Joko Widodo untuk berkomunikasi dengan LG terkait proyek ini.

Bahlil menyebut, dalam perjalanan komunikasi ini menghadapi cobaan yang luar biasa. Dia bercerita bahwa pembahasan ini membuat pemerintah Indonesia harus bertandang sembilan kali ke Korea Selatan saat masa pandemi Covid-19.

Meski berkunjung langsung ke negeri gingseng, Bahlil menyebut pihak Indonesia tetap tidak bisa melangsungkan komunikasi tatap muka terkait proyek ini. Hal ini sebabkan oleh salah satu rombongan Indonesia yang terkena Covid-19.

“Jadi proses ini memang sangat luar biasa sekali, dan pada September 2021, Alhamdulillah kami melakukan groundbreaking di tempat ini,” ujarnya.

Presiden Joko Widodo sendiri yang melakukan groundbreaking atau pembangunan awal proyek ini. Dua tahun setelah groundbreaking, Presiden Joko Widodo kembali mengunjungi proyek ini untuk melihat perkembangan pembangunannya.

Dalam kunjungan tersebut Presiden mengatakan pabrik tersebut merupakan bagian dari pembangunan ekosistem besar kendaraan listrik yang digaungkan pemerintah. Dengan terbangunnya ekosistem besar tersebut, Indonesia diharapkan bisa masuk ke rantai pasok global kendaraan listrik.

Pada awal tahun ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan bahwa proyek ini akan beroperasi pada April 2024. “Sudah hampir jadi, sudah lebih dari 90% pembangunannya,” ujar Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM, Agus Tjahajana Wirakusumah pada Jumat (26/1).

Namun pada akhirnya proyek ini baru diresmikan pada 3 Juli 2024. Peresmiannya dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo dan beberapa menterinya, termasuk juga Menteri Perdagangan Korea Selatan Inkyo Cheong.

Presiden resmikan pabrik baterai HLI Green Power
Presiden resmikan pabrik baterai HLI Green Power (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Spt.)

Total Investasi Capai Rp 160 Triliun

Total investasi yang digelontorkan Hyundai dan LG Energy Solution pada pabrik sel baterai kendaraan listrik melalui PT HLI Green Power mencapai US$ 3,2 miliar atau sekitar Rp 52 triliun dengan kurs yang berlaku saat ini 16.330 per dolar AS.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa investasi tersebut termasuk dalam total investasi pabrik baterai terintegrasi yang mencapai US$ 9,8 miliar atau sekitar Rp 160 triliun, atau Rp 142 triliun dengan nilai tukar yang berlaku ketika investasi diumumkan.

“Kalau diakumulasi dengan pabrik mobilnya sekitar US$ 11-12 miliar (setara Rp 160 triliun atau Rp 195 triliun saat ini). Ini adalah investasi terbesar untuk ekosistem dari baterai sampai mobil listriknya,” kata Bahlil saat peresmian pabrik HLI Green Power.

Rinciannya, US$ 850 juta untuk aktivitas penambangan bahan baku, kemudian US$ 4 miliar untuk proses pengolahan, dan US$ 1,8 miliar untuk mengubahnya menjadi prekursor dan katoda.

Peresmian pabrik sel baterai ini merupakan awal dari realisasi investasi tersebut yang akan dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal pabrik akan menelan biaya US$ 1,2-1,5 miliar untuk total kapasitas produksi 10 gigawatt jam (GwH), dan US$ 2 miliar untuk tahap kedua dengan kapasitas 20 GwH.

“Atas dukungan Menteri BUMN Pak Erick, semua tahapan ekosistem mulai dari pertambangan, smelter, HPAL, prekursor, katoda, baterai sel hingga mobil semuanya sudah ditandatangani,” ucapnya. “Indonesia menjadi negara pertama yang membangun ekosistem baterai mobil dari hulu hingga hilir.”

Jumlah produksi

Ekosistem baterai dan kendaraan listrik PT HLI Green Power ini dapat menghasilkan puluhan ribu unit mobil listrik Kona Electric.

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, produksi ini berperan penting bagi capaian target produksi kendaraan listrik atau EV di Indonesia pada 2030 yang mencapai 600.000 unit.

“Produksi Kona Electric akan 50.000 unit per tahun akan menambah kapasitas produksi Indonesia secara signifikan,” kata Luhut dalam peresmian ekosistem baterai dan kendaraan listrik PT HLI Green Power di Karawang New Industry City (KNIC), Jawa Barat pada Rabu, (3/7).

Luhut mengatakan angka produksi ini diperkirakan mampu mengurangi emisi CO2 sekitar 160.000 ton per tahun dan juga akan mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) 45 juta liter per tahun.

“Serta penghematan subsidi BBM yang mencapai Rp 131 miliar per tahun dan akan bertambah seiring jumlah kendaraan yang beredar,” ujarnya.

Pabrik baterai kendaraan listrik HLI Green Power
Pabrik baterai kendaraan listrik HLI Green Power (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.)

Siap Jadi Pemain Inti Rantai Pasok EV

Melalui peresmian ini, Luhut optimistis Indonesia siap menjadi pemain kunci dalam rantai pasok global EV dari hulu hingga hilir.

“Melalui pemanfaatan sumber daya alam kita yang kaya serta berinvestasi dalam teknologi tinggi dan mutakhir. Terlebih dengan permintaan global kendaraan listrik tumbuh pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Luhut.

Luhut menyampaikan melalui peresmian ekosistem baterai dan kendaraan listrik ini ditandai sebagai tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju pembangunan berkelanjutan dan kemajuan teknologi.

“Sebuah visi yang menjadi kenyataan sebagai bukti komitmen Indonesia terhadap inovasi, pengelolaan lingkungan, penciptaan lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Dia menyebut, inovasi ini juga menandai era baru bagi Indonesia, sekaligus menjadi bukti nyata indonesia mewujudkan energi bersih dan transportasi berkelanjutan.

“Pembentukan ekosistem baterai lithium dan industri kendaraan listrik tidak hanya menempatkan Indonesia sebagai pemimpin di kawasan ini, tapi juga menggarisbawahi dedikasi kita untuk mengurangi emisi karbon, serta meningkatkan kualitas udara dan meningkatkan hidup warga negara kita,” ucapnya.

Dia mengatakan, terciptanya ekosistem ini tidak luput dari peran Presiden Joko Widodo. “Kita beruntung ada presiden Jokowi yang berani, waktu itu saya masih ingat larangan ekspor nikel ore kita dan hari ini kita melihat nikel ore jadi bagian ekosistem kendaraan listrik di Indonesia,” kata dia.

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...