Mentan Uji Coba Produksi B50 di Pabrik Biodiesel Kalimantan Selatan
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, melaksanakan uji coba produksi biodiesel B50 di Kalimantan Selatan. Minggu (18/8).
"Ini adalah hari yang bahagia, dimana B50 kita langsung uji coba dan kedengaran engine nya sangat bagus, normal," kata Mentan seusai melakukan soft launching Biodiesel B50 di Pabrik Biodiesel PT. Jhonlin Agro Raya, Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Amran mengatakan, ini merupakan langkah penting dalam mewujudkan kemandirian energi nasional yang sejalan dengan visi Indonesia menuju keberlanjutan energi masa depan. Uji coba implementasi B50 mencatatkan sejarah kemandirian energi nasional yang menjadi mimpi besar Indonesia untuk 5-10 tahun ke depan.
"Ini gagasan besar, Bapak Presiden sekarang dan Bapak Presiden terpilih, Indonesia menjadi lumbung pangan dan mandiri energi. Dua ini kekuatan bisa menggetarkan dunia," ujar Amran.
Dia meyakini kebutuhan biodiesel berbasis kelapa sawit sangat besar, khususnya untuk konsumsi dalam negeri dalam mewujudkan ketahanan energi nasional. Berdasarkan data Statistik Direktorat Jenderal Perkebunan Angka Sementara Tahun 2023 Kelapa Sawit memiliki lahan seluas 16,8 juta hektare dengan produksi sebesar 46,9 juta ton.
Amran menambahkan, energi terbarukan terus diimplementasikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak penggunaan B15 di tahun 2015, B20 di tahun 2019, B30 di tahun 2022, hingga B35 saat ini sudah dijalankan sejak tahun 2023.
Ketua Working Group B50, Andi Nur Alamsyah, B50 berdampak pada ketahanan energi yang merupakan salah satu faktor penting ketahanan nasional. Selain itu, B50 juga dapat mengurangi emisi karbon dan menekan defisit neraca perdagangan serta meningkatkan kesejahteraan petani.
Menurutnya, tantangan pengembangan biodiesel B50 kedepan bukan hanya pada pemenuhan bahan baku dari CPO tetapi di aspek hilir juga dibutuhkan upaya-upaya khusus. Hal itu termasuk dalam hal peningkatan kapasitas terpasang pabrik dan peningkatan efisiensi produksi pabrik hingga 90%.
Disamping itu, Andi Nur Alamsyah menambahkan perlu adanya inovasi dan teknologi dalam menyesuaikan spesifikasi B50, penyesuaian insentif biodiesel dan introduksi teknologi baru, juga strategi komunikasi dan aspek-aspek legalitas yang oleh pihaknya sedang upayakan dan perkuat.
"Kami juga sedang melakukan penyesuaian infrastruktur dan sarana prasarananya untuk program B50 kedepan," imbuhnya.