PGE dan PLN Bentuk Joint Venture Integrasikan Teknologi dalam Proyek PLTP 230 MW

Tia Dwitiani Komalasari
11 September 2024, 09:05
Area panas bumi Lahendong Pertamina Geothermal Energy.
Pertamina Geothermal Energy
Button AI Summarize

PT Geotheral Energy (PGE) dan PT PLN Indonesia Power (PLN IP) akan membentuk joint venture untuk mengintegrasikan  teknologi co-generation dalam proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) dengan total kapasitas mencapai 230 Megawatt (MW).

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, mengatakan teknologi co-geretion memungkinkan panas buangan dari pembangkit listrik, yang biasanya terbuang percuma, untuk diubah menjadi energi listrik tambahan. Beberapa wilayah kerja panas bumi (WKP) yang telah diidentifikasi sebagai lokasi proyek antara lain Lahendong, Ulubelu, Lumut Balai, Hululais, Kamojang, Sibayak, dan Sungai Penuh.

"Potensi panas bumi sekitar 24 GW akan dimaksimalkan hingga 2060, salah satu terobosan yang bisa dilakukan yaitu co-generation yang memanfaatkan steam yang tidak terpakai di model binary cycle," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (11/9).

Sebagai informasi, binary cycle merupakan salah satu teknologi yang umum digunakan dalam PLTP. Sistem ini memanfaatkan fluida kerja (working fluid) dengan titik didih yang lebih rendah dibandingkan air, seperti isobutane atau pentane. Fluida kerja ini dipanaskan oleh uap panas bumi, menguap, dan menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik.

Sementara itu, panas yang masih tersisa dalam fluida sekunder dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti pemanasan ruangan atau proses industri. Dengan demikian, co-generation pada PLTP binary cycle memungkinkan pemanfaatan energi panas bumi secara lebih efisien dan menghasilkan listrik serta panas secara simultan.

Untuk mewujudkan proyek ini, PGE dan PLN telah melakukan berbagai persiapan, seperti penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Joint Development Agreement (JDA). Selain itu, proyek-proyek ini juga akan dimasukkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2024-2033.

"Kami optimis proyek ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan bauran energi dan perlu masuk sebagai list project RUPTL 2024-2033," tutupnya. 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...