DEN Ungkap 3 Energi Baru Pendukung Pertumbuhan Ekonomi 8%, Termasuk Nuklir

Image title
10 Desember 2024, 14:29
Peneliti BRIN melakukan pengecekan kolam reaktor nuklir di fasilitas Reaktor Serba Guna G.A Siwabessy, di kawasan Sains dan Teknologi B.J. Habibie, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (15/7/2024).
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.
Peneliti BRIN melakukan pengecekan kolam reaktor nuklir di fasilitas Reaktor Serba Guna G.A Siwabessy, di kawasan Sains dan Teknologi B.J. Habibie, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (15/7/2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Dewan Energi Nasional (DEN) menyatakan Indonesia membutuhkan sumber energi yang berasal dari pembangkit listrik hijau untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen dan target net zero emission (NZE) pada 2060.

"Untuk menumbuhkan ekonomi kita 8 persen itu tidak cukup lagi kalau hanya energi terbarukan, jadi harus ada energi baru," ujar Anggota DEN, Agus Puji Prasetyono dalam acara Anugerah DEN 2024, di Jakarta, Selasa (10/12).

Dalam perhitungan DEN, Agus mengatakan, energi yang dapat mendukung hal tersebut diantaranya hidrogen, amonia, dan nuklir atau pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Dengan memanfaatkan tiga energi tersebut, tidak ada hambatan ketersediaan energi hijau ketika ekonomi Indonesia tumbuh 8 persen.

Pasalnya, beberapa negara di dunia telah menetapkan kebijakan yang mengurangi masuknya barang yang diproduksi dengan menggunakan energi fosil. Jika Indonesia tidak mempersiapkan energi hijau, maka pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen akan terkendala karena adanya larangan ekspor produk Tanah Air.

Agus mengatakan, sebagian besar masyarakat Indonesia sudah menerima pembangunan PLTN. Sebanyak 74 persen masyarakat telah menerima adanya kehadiran nuklir sebagai sumber energi di Indonesia.

Ia mengatakan, angka tersebut termasuk tinggi jika dibandingkan dengan beberapa negara di dunia ketika berada di masa awal perencanaan pembangunan PLTN. Sebagai contoh, hanya 40 persen warga Perancis setuju akan pembangunan PLTN.

Namun ketika berjalannya waktu, masyarakat mulai mengetahui manfaat dari PLTN dan tingginya tingkat keamanan membuat penerimaan masyarakat akan energi tersebut berangsur meningkat.

"Kemudian di tempat prioritas utama Kalimantan Barat, disana sudah lebih dari 80 persen masyarakat menetima PLTN untuk dibangun di daerahnya, ini menunjukkan sinyal positif untuk kita memanfaatkan PLTN tersebut di daerah strategis tertentu," ucapnya.

Dia mengatakan, pemerintah harus lebih teliti menentukan lokasi pembangunan PLTN dengan kondisi geografis Indonesia yang berada di wilayah cincin api atau ring of fire. Pasalnya, generator PLTN harus dibangun pada wilayah yang bebas dari aktivitas kegempaan, aktivitas gunung berapi, dan wilayah dengan potensi Tsunami tinggi.

"Setelah kita hitung ada 29 tempat yang bisa kita bangun pltn dan daerahnya mayoritas ada di luar pulau Jawa, kenapa karena ini sangat cocok, kita di remote area biasanya diesel," ungkapnya.

Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...