94% Pembangkit Listrik Bioenergi Berada di Luar Jaringan

Image title
10 Desember 2024, 16:25
Dua pekerja mengumpulkan serbuk kayu untuk dijadikan sebagai substitusi bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Desa Sintung, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah, NTB, Selasa (31/1/2023). Sepanjang tahun 2022, PLN NTB melalui program co-firin
ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/tom.
Dua pekerja mengumpulkan serbuk kayu untuk dijadikan sebagai substitusi bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Desa Sintung, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah, NTB, Selasa (31/1/2023). Sepanjang tahun 2022, PLN NTB melalui program co-firing telah memproduksi energi bersih sebesar 4.205 MWh dengan memanfaatkan biomassa sebanyak 5.923 ton (serbuk kayu, bonggol jagung, potongan kayu, dan sekam padi) dalam proses co-firing PLTU di Lombok dan Sumbawa.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mencatat hampir seluruh pembangkit listrik tenaga bioenergi (PLT Bioenergi) di Indonesia sampai dengan 2023 berada di luar sistem jaringan atau off grid.

Koordinator Penyiapan Program Bioenergi Direktorat Bioenergi Kementerian ESDM, Moristanto, mengatakan pemanfaatan bioenergi untuk pembangkit listrik mencapai 3,4 gigawatt. Dari jumlah tersebut, sekitar 94% atau 3,2 GW merupakan jaringan off grid. 

"Yang on grid ada sekitar 145 Megawatt (MW)," ujar Moristanto dalam acara Anugerah DEN 2024, di Jakarta, Selasa (10/12).

Moristanto mengatakan, kapasitas PLT Bioenergi terdiri dari limbah sawit dengan capaian 976,6 MW, industri kertas dengan capaian 1,8 GW, bagasse atau ampas tebu dengan kapasitas PLT sebesar 221 MW, Palm Oil Mill Effluent (Pome) atau limbah cair yang dihasilkan industri pengolahan kelapa sawit sebesar 97,8 MW, dan lainya sebesar 95,1 MW.

Sedangkan untuk PLT Bioenergi yang dalam jaringan atau on grid disumbang oleh limbah sawit sebesar 30,5 MW, Pome sebesar 40,9 MW, dan lainya sebesar 73,97 MW.

Adapun PLT Bioenergi di dalam jaringan diproduksi oleh Indonesia Power Producer (IPP) sebesar 74,1 MW, PPU sebesar 9,4 MW, PLN sebesar 0,5 MW, dan kelebihan listrik yang tidak terserap sebesar 61,4 MW.

Morisanto mengatakan, pengembangan bioenergi juga digencarkan melalui pemanfaatan biomassa untuk pengganti bahan baku pembangkit listrik tenaga (PLTU) atau co firing.

Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...