94% Pembangkit Listrik Bioenergi Berada di Luar Jaringan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mencatat hampir seluruh pembangkit listrik tenaga bioenergi (PLT Bioenergi) di Indonesia sampai dengan 2023 berada di luar sistem jaringan atau off grid.
Koordinator Penyiapan Program Bioenergi Direktorat Bioenergi Kementerian ESDM, Moristanto, mengatakan pemanfaatan bioenergi untuk pembangkit listrik mencapai 3,4 gigawatt. Dari jumlah tersebut, sekitar 94% atau 3,2 GW merupakan jaringan off grid.
"Yang on grid ada sekitar 145 Megawatt (MW)," ujar Moristanto dalam acara Anugerah DEN 2024, di Jakarta, Selasa (10/12).
Moristanto mengatakan, kapasitas PLT Bioenergi terdiri dari limbah sawit dengan capaian 976,6 MW, industri kertas dengan capaian 1,8 GW, bagasse atau ampas tebu dengan kapasitas PLT sebesar 221 MW, Palm Oil Mill Effluent (Pome) atau limbah cair yang dihasilkan industri pengolahan kelapa sawit sebesar 97,8 MW, dan lainya sebesar 95,1 MW.
Sedangkan untuk PLT Bioenergi yang dalam jaringan atau on grid disumbang oleh limbah sawit sebesar 30,5 MW, Pome sebesar 40,9 MW, dan lainya sebesar 73,97 MW.
Adapun PLT Bioenergi di dalam jaringan diproduksi oleh Indonesia Power Producer (IPP) sebesar 74,1 MW, PPU sebesar 9,4 MW, PLN sebesar 0,5 MW, dan kelebihan listrik yang tidak terserap sebesar 61,4 MW.
Morisanto mengatakan, pengembangan bioenergi juga digencarkan melalui pemanfaatan biomassa untuk pengganti bahan baku pembangkit listrik tenaga (PLTU) atau co firing.