ADB Investasikan Rp 216 Miliar untuk Hutan Tropis Asia

Rezza Aji Pratama
3 Maret 2022, 14:24
Hutan bakau di wilayah hutan adat Suku Moi di Distrik Segun, Kabupaten Sorong, Papua Barat, Selasa, (21/9/2021).Seluas 15.000 hektare hutan adat masyarakat terancam tergusur dengan indutri perkebunan kelapa sawit.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Hutan bakau di wilayah hutan adat Suku Moi di Distrik Segun, Kabupaten Sorong, Papua Barat, Selasa, (21/9/2021).

Asian Bank Development (ADB) mengggelontorkan investasi ekuitas senilai ekuitas US$ 15 juta atau sekitar Rp 216 miliar untuk Tropical Asia Forest Fund 2 (TAFF2) atau Pendanaan Hutan Tropis Asia 2.

Direktur Dana Investasi dan Prakarsa Khusus Sektor Swasta ADB, Janette Hall mengatakan investasi itu terdiri dari US$ 5 juta sumber daya modal biasa ADB dan US$ 10 juta dari dana perwalian Australian Climate Finance Partnership (ACFP).

Investasi TAFF2 dilakukan ADB untuk mendorong pertumbuhan berbagai perusahaan kehutanan yang belum memiliki modal untuk menjalankan usaha berbasis kehutanan berkelanjutan. Perbaikan hidup masyarakat yang memperoleh nafkah dari hutan menjadi salah satu tujuan dari investasi ini.

“Tidak banyak investasi pada kehutanan berkelanjutan di negara berkembang. Hal ini disebabkan risiko pasar, politik, dan sumber daya alam”, kata Hall.

Besaran dana yang ditargetkan terkumpul untuk TAFF2 berkisar di US$ 250 juta hingga US$ 300 juta. Dana yang akan dikelola New Forests Asia (Singapore) Pte. Ltd tersebut ditujukan kepada perusahaan kehutanan dan yang terkait dengan sertifikasi Forest Stewardship Council sebagai syaratnya.

 TAFF sendiri merupakan program pendanaan yang diluncurkan pada tahun 2013 dan telah mengumpulkan US$ 170 juta untuk kemudian dialokasikan ke berbagai negara Asia, seperti Indonesia, Malaysia, dan Laos.

CEO New Forest, David Brand mengungkapkan, investasi awal New Forests di Indonesia dan Malaysia adalah perkebunan kehutanan skala besar yang terkait dengan program konservasi dan penjangkauan masyarakat. Beberapa partisipan dalam penututupan pertama TAFF2, diantaranya: Temasek, ADB, Sumitomo Mitsui Trust Bank, dan Pemerintah Australia.

“Strategi dan struktur TAFF2 telah dirancang secara ground up dengan investor-investor yang berdampak tinggi”, ujar Brand dilansir dari IPE Real Assets.

Terdapat dua jenis investasi yang ditawarkan kepada para investor: Kelas A dan Kelas B. Kelas A adalah investasi kehutanan konvensional yang menawarkan pengembalian nominal 14%-18%. Sementara Kelas B adalah investasi yang bertujuan untuk memberikan dampak hasil keberlanjutan yang tinggi.

 Strategi investasi TAFF2 dikembangkan menggunakan struktur pembiayaan campuran agar menumbuhkan modal dalam transformasinya. Adapun penandatanganan investasi perdana dan penyebaran modalnya akan dilakukan pada April mendatang.

“Asia memiliki peran penting untuk menyelaraskan pertumbuhannya dengan hasil pembangunan yang positif bagi iklim dan alam secara berkelanjutan”, kata Brand.

Reporter: Ashri Fadilla

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...