Jejak-jejak Sjamsul Nursalim, Orang Kaya di Kasus BLBI

Intan Nirmala Sari
6 Oktober 2021, 08:00
Sjamsul Nursalim, BLBI, satgas BLBI, profil tokoh
Betharia Sarulina|KATADATA

Seiring meningkatnya ketertarikan masyarakat terhadap kendaraan bermotor, kebutuhan akan ban motor dan mobil pun turut mengalami peningkatan. Alhasil, Gajah Tunggal sukses memonopoli pasar ban di Indonesia.

Gajah Tunggal KATADATA | Bernard Chaniago
Gajah Tunggal KATADATA | Bernard Chaniago (KATADATA | Bernard Chaniago)

Melansir laman resmi Gajah Tunggal, perusahaan ban ini juga bekerja sama dengan perusahaan asal Jepang, Inoue Rubber Company dan mulai mengembangkan produksinya dengan memproduksi ban sepeda motor pada 1973.

Selanjutnya, pada 1981 perusahaan mulai mengembangakan variasi produk untuk ban mobil (penumpang) dan niaga. Gajah Tunggal bekerja sama dengan Yokohama Rubber Company, sekaligus menelurkan produk ban bermerk Yokohama.

Gajah Tunggal pertama kali melakukan penawaran umum perdana alias initial public offering pada 15 Maret 1990. Menggunakan kode saham GJTL, perusahaan menebar 20 juta lembar saham dengan harga penawaran Rp 5.000 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Mei 1990.

GJTL juga diketahui melakukan investasi saham pada perusahaan yang tercatat di BEI, yakni Polychem Indonesia Tbk (ADMG) dengan kepemilikan sebesar 25,56%. ADMG pertama kali didirikan di Indonesia pada 1978. Perusahaan ini bergerak di bidang pembuatan petrokimia dan poliester. ADMG memiliki kapitalisasi pasar Rp 824,5 miliar per Senin (4/10).

Di awal  1993, perusahaan mulai memproduksi ban radial untuk mobil penumpang dan truk. Produk Gajah Tunggal pun semakin berkembang dan memunculkan produk jempolannya, GT Radial.

Gajah Tunggal merupakan perseroan yang bergerak di bidang pengembangan, pembuatan, hingga penjualan barang-barang berbahan dasar karet. Beberapa barang tersebut seperti, ban dalam dan luar kendaraan, flap dan rim tape, hingga produsen karet sintesis.

Selain GT Radial, Gajah Tunggal juga memasarkan ban bermerk Zeneos dan merk lisensi, yakni IRC Tire dari perusahaan Jepang Inoue Rubber Company (IRC).

Sjamsul dalam Jajaran Orang Kaya Forbes

Menurut Forbes tahun 2018, Sjamsul termasuk ke dalam daftar orang terkaya urutan ke- 36 di Indonesia. Kekayaan totalnya sebesar US$ 810 juta. Kemudian, pada 2020, Forbes mencatatkan kekayaan Sjamsul sebesar US$ 755 juta atau setara Rp 11,25 triliun.

Saat ini, Sjamsul juga mengantongi 51 % kepemilikan saham di perusahaan ritel di Indonesia, PT Mitra Adiperkasa Tbk. Perusahaan tersebut merupakan pemegang hak penjualan beberapa merek terkenal seperti Zara, Starbucks, Sogo, dan Reebok. Bahkan, perusahaan ini memiliki lebih dari 2.000 ritel yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan lebih dari 150 merek terkenal.

Perusahaan yang didirikan pada 1994 ini melakukan penawaran saham pertamanya pada 10 November 2004 dengan kode saham MAPI. Saat itu, sebanyak 500 juta lembar saham ditawarkan ke publik dengan harga Rp 625 per saham. Kapitalisasi pasar MAPI tercatat sebesar Rp 12,87 triliun per Senin (4/10).

Salah satu anak Sjamsul adalah Susanto Nursalim atau William Liem. Dia sejak lama disiapkan oleh Sjamsul untuk menjadi “putra mahkota” dari gurita bisnis keluarga. Alumnus University of California Berkeley, AS itu menjadi executive director Tuan Sing Holdings, perusahaan induk yang memayungi 80 anak perusahaan dan tercatat sebagai emiten di Stock Exchange of Singapura (SSX).

Tuan Sing Holding adalah perusahaan yang cukup disegani di Singapura. Salah satu anak perusahaannya yang bergerak di sektor properti, Habitat Properties Ltd, adalah developer beberapa proyek prestisius, seperti Century Woods, University Park, Reservoir Villas, Royal Court, Anderson Greendan, dan St Martin Residence.

Istri Sjamsul Nursalim, Itjih Sjamsul Nursalim atau Go Giok Lian, tercatat dalam daftar pemegang saham Tuan Sing yang juga mengendalikan Nuri Holding Ltd. Perusahaan terakhir itu dikendalikan putri Sjamsul Nursalim, Liem Mei Kim. Dari data laporan keuangan terakhir yang dipublikasikan per Februari 2007, Tuan Sing memiliki total aset Sing$ 574,6 juta, total pendapatan Sing$ 425 juta dan laba bersih Sing$ 14,3 juta.

Penyumbang bahan: Nada Naurah (Magang)

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...