Pertarungan Unilever Menghadapai Pandemi

Amelia Yesidora
26 November 2021, 11:25
Unilever, Saham UNVR, profil perusahaan, dividen
Unilever Indonesia

Berdasarkan laporan keuangan hingga kurtal ketiga 2021, Unilever membukukan laba turun 22,4 % menjadi Rp 4,37 triliun. Capaian tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana laba masih bertengger di angka Rp 5,43 triliun. 

Penurunan laba terjadi seiring lesunya penjualan Unilever dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Tercatat penjualan bersih berkurang 7,4 % menjadi Rp 30 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 32,4 triliun.

Kontribusi terbanyak datang dari penjualan dalam negeri 95,6 % atau sekitar Rp 28,7 triliun. Sedangkan sisanya berasal dari penjualan luar negeri alias ekspor 4,3 % atau setara Rp 1,3 triliun. Unilever Indonesia juga menawarkan 42 brand yang terdiri dari 28 brand HPC dan 14 produk makanan dan minuman.

Segmen penjualan produk HPC masih mendominasi penjualan Unilever hingga September 2021. Kontribusi HPC terhadap total penjualan Unilever sekitar 66,7 % atau setara Rp 20 triliun. Beberapa merek produk HPC di bawah naungan Unilever antara lain Zwitsal, Pepsodent, Molto, Sahaja, Pond’s, dan Love Beauty and Planet.

Sementara untuk produk makanan dan minuman berkontribusi 33 % atau Rp 9,9 triliun terhadap total penjualan Unilever dalam sembilan bulan pertama 2021. Produk makanan dan minuman yang banyak digunakan masyarakat Indonesia di antaranya Royco, Buavita, Cornetto, Sari Wangi, Bango, dan Lipton.

Beberapa upaya juga dilakukan Unilever dalam menjaga kas perusahaan dari dampak pandemi Covid-19. Salah satu cara yang ditempuh yakni menekan biaya, baik dari harga pokok penjualan, juga beban pemasaran.

Unilever memangkas 4,86 % biaya pemasarannya dari Rp 6,5 triliun di September 2020 menjadi Rp 6,2 triliiun di September 2021. Selain itu, harga pokok penjualan juga diturunkan sekitar 4,% dari Rp 15,5 triliun menjadi Rp 14,9 triliun.

Saham Merah Unilever

Kinerja perusahaan yang terdampak Covid-19 turut menekan pergerakan harga saham UNVR. Berdasarkan RTI Business, harga saham UNVR diketahui masih bertengger di zona merah dalam setahun terakhir. Secara year to date (ytd) harga saham sektor konsumsi ini sudah merosot 34,42 %. Namun, dalam tiga bulan terakhir, pergerakannya mulai membaik dengan penguatan 15,6 % di level Rp 4.820 per saham, Kamis (25/11).

Saham UNVR pertama kali ditawarkan kepada publik melalui initial public offering (IPO) pada 1982. Kala itu, saham Unilever dihargai Rp 3.175 per saham. Sebanyak 15 % sahamnya atau sekitar 9,2 juta lembar saham ditawarkan kepada publik.

Adapun komposisi kepemilikan saham Unilever saat ini sebagian besar dikuasai Unilever Indonesia Holding B. V. sebesar 84,9 % atau sebanyak 32,4 miliar saham. Sedangkan porsi kepemilikan masyarakat sekitar 15 % atau sebanyak 5,7 miliar saham. 

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...