Metrodata, Perusahaan Teknologi Ciputra Tumbuh dari Bisnis Alat Tulis

Amelia Yesidora
18 Januari 2022, 06:00
General Manager IoT Ecosystems and Channels Intel Corporation Steen J Graham dan Presiden Direktur PT Synnex Metrodata Agus Honggo Widodo.
Synnex Metrodata Indonesia
General Manager IoT Ecosystems and Channels Intel Corporation Steen J Graham dan Presiden Direktur PT Synnex Metrodata Agus Honggo Widodo.

Pada 2017, sebuah perusahaan yang juga bergerak di bidang solusi IT, Logicalis, mengakuisisi PSI dan mengintegrasikannya ke dalam Logicalis Metrodata Indonesia (LMI). Seperti namanya, perusahaan ini adalah hasil joint venture antara kedua perusahaan induk ini.

5. PT Sinergi Transformasi Digital

Melansir dari laman perusahaan, Sinergi menawarkan lima solusi di bidang IT, yaitu cloud services, consulting adversary services, digital learning and sertification, managed services, dan security and hybrid IT infrastructure. Perusahaan ini sendiri baru berdiri pada 26 April 2021.

6. PT My Icon Technology (MIT)

Metrodata Electronics memiliki saham 99,99 % atas MIT. Perusahaan ini sudah berdiri sejak 2011 dan berperan sebagai divisi penjualan dari perusahaan induk, baik dari jalur ritel maupun toko elektronik. Produk yang ditawarkan adalah perangkat komputer, ponsel, beserta aksesorisnya.

7. PT Synnex Metrodata Technology & Services (SMTS)

Perusahaan ini dibangun pada 14 Maret 2016, berkat hasil kerja sama MTDL dengan PT Synnex Metrodata Indonesia dan King’s Eye Investments. SMTS sendiri bergerak sebagai pendukung kegiatan usaha PT Synnex Metrodata Indonesia (SMI) sebagai distributor perangkat TIK.

Saham Metrodata Awet di Zona Hijau

Perusahaan teknologi milik Ciputra ini sudah melantai di Bursa Efek Indonesia lebih dari 30 tahun, tepatnya sejak 9 April 1990. Emiten dengan kode saham MTDL ini menawarkan 1,47 juta lembar saham kepada publik dengan harga Rp 6.800 per lembar. Dari aksi korporasi tersebut, Metrodata menghimpun dana segar sebanyak Rp 9,98 miliar.

Adapun di awal 2022 pergerakan saham MTDL masih awet di zona hijau. Pada perdagangan Kamis (13/1), saham emiten data teknologi ini ditutup menguat 0,6 % ke level Rp 790 per lembar saham. Di mana, kapitalisasi pasar alias market cap Metrodata mencapai Rp 9,7 triliun. 

Melansir data RTI, untuk jangka panjang atau dalam lima tahun terakhir harga saham MTDL sudah naik 474,8 %. Tren saham di zona hijau alias menguat juga terjadi di jangka menengah alias enam bulan terakhir, di mana harga saham MTDL sudah menguat 71,7 %.

Pada pertengahan Desember 2021, MTDL melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa alias RUPSLB. Dalam rapat tersebut, telah disepakati bahwa Metrodata akan melakukan stock split saham dengan rasio 1:5. Artinya, jika harga saham MTDL berada di kisaran Rp 750 per saham, maka ke depan akan ditawarkan seharga Rp 150 per lembar saham.

“Harga saham perseroan menjadi lebih terjangkau bagi investor, khususnya para investor ritel yang kami ketahui mengalami peningkatan yang tajam selama pandemi pasar modal,” dilansir dari keterangan resmi, Rabu (24/11).

Per tanggal 30 Desember 2021, RTI mencatat saham pengendali perusahaan dipegang oleh PT Ciputra Corpora dengan kepemilikan saham sebesar 35,8 % atau sebanyak 879 juta lembar. Porsi ini tidak jauh beda dengan jumlah saham yang dipegang publik yakni 34,7 % atau sebanyak 854,3 juta lembar saham. 

Di posisi ketiga, terdapat nama DRA Medya Lengkey S., istri dari Hiskak Secakusuma pemimpin grup Pembangunan Jaya, yang memiliki 16,3 % saham MTDL. Namun bila ditilik dari paparan publik perusahaan, pemegang saham terbesar di urutan kedua justru Hiskak, diikuti nama Sukarto Bujung, pebisnis beras dengan merek dagang HOKI yang memegang 7,2 % saham MTDL.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...