Delima Silalahi, Aktivis Lingkungan Peraih Goldman Environmental Prize

Dini Pramita
27 April 2023, 11:40
Delima Silalahi, Direktur Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM), menerima penghargaan Goldman Environmental Prize 2023.
Edward Tigor for the Goldman Environmental Prize
Delima Silalahi, Direktur Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM), menerima penghargaan Goldman Environmental Prize 2023.

Hutan itu lalu dipulihkan dan ditingkatkan tutupan hutannya dengan ditanami spesies hutan asli. Upaya ini sekaligus untuk meningkatkan ketahanan masyarakat adat terhadap risiko krisis iklim.

Semula mayoritas hutan itu adalah hutan kemenyan sebelum ditanami dengan eukaliptus untuk kepentingan industri kertas. Masyarakat sangat bergantung terhadap kemenyan itu sebagai pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Penanaman kembali spesies asli yang salah satunya kemenyan, kehidupan ekonomi masyarakat adat pun kembali terjaga.

 
Sekilas tentang Goldman Environmental Prize 2023

Goldman Enviromental Prize merupakan penghargaan yang diberikan kepada para aktivis lingkungan yang berjuang di tingkat tapak. Goldman Environmental Prize dirintis di San Francisco pada 1989 oleh filantropis Richard dan Rhoda Goldman. Hingga kini, Goldman Environmental Prize telah memberi penghargaan kepada 219 pemenang, termasuk 98 perempuan di 95 negara.

Untuk tahun ini, lima pemenang lainnya adalah Alessandra Korap Munduruku, perempuan adat Amazon, Brasil, yang menggerakkan masyarakat untuk menghentikan aktivitas pertambangan yang mengancam hutan hujan Amazon. Ada pula Chilekwa Mumba dari Zambia yang menggerakkan warga untuk melakukan penuntutan hukum terhadap Vedanta Resources sebuah perusahaan tambang tembaga mencemari Sungai Kafue dan memenangi tuntutan itu.

Kemudian Tero Mustonen dari Finlandia yang sejak April 2018 memimpin restorasi terhadap 62 lokasi gambut bekas tambang seluas 86 ribu hektare yang mengalami degradasi sangat buruk. Ada juga Diane Wilson dari Amerika Serikat yang pada Desember 2019 yang menang melawan Formosa Plastics, salah satu perusahaan petrokimia terbesar di dunia, terkait pembuangan limbah plastik beracun secara ilegal di Pantai Teluk Texas dalam gugatan warga. Nilai gugatan ini menjadi yang terbesar dalam sejarah US Clean Water Act.

Selain itu, ada pula Zafer Kizilkaya dari Turki yang berhasil memperluas kawasan konservasi laut (KKL) Turki sepanjang 498,9 km di pesisir Mediterania untuk menyelamatkannya dari kerusakan lebih lanjut akibat overfishing dan aktivitas perikanan tangkap tidak ramah lingkungan.

Menurut Presiden Goldman Environmental Foundation, saat ini dunia telah menyadari krisis lingkungan yang akut, seperti perubahan iklim, ekstraksi bahan bakar fosil, pencemaran udara dan air. "Kita semakin menyadari keterkaitan satu sama lain dan terhadap semua kehidupan di planet ini. Pekerjaan yang dilakukan di level tapak dan nasib kita, semuanya saling terkait," kata dia dalam keterangan resmi (24/4).

Sebelum Delima, beberapa tokoh Indonesia pernah mendapatkan penghargaan serupa. Mereka adalah Loir Botor Dingit (1997), Yosepha Alomang (2001), Yuyun Ismawati (2009), Prigi Arisandi (2011), Aleta Baun (2013), dan Rudi Putra (2014).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...