Neraca Perdagangan RI Surplus US$ 3,31 Miliar, Terbesar ke India

 Zahwa Madjid
15 Januari 2024, 13:47
Pekerja mengoperasikan alat berat memindahkan peti kemas internasional dari kapal ke truk di Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (6/1/2024). Kementerian Perdagangan (Kemendag) menaikkan target ekspor ke China pada tahun 2024 dari 60 miliar dol
ANTARA FOTO/Yudi/tom.
Pekerja mengoperasikan alat berat memindahkan peti kemas internasional dari kapal ke truk di Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (6/1/2024). Kementerian Perdagangan (Kemendag) menaikkan target ekspor ke China pada tahun 2024 dari 60 miliar dolar AS menjadi 65-70 miliar dolar AS .
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2023 mencatat surplus US$ 3,31 miliar atau surplus selama 44 bulan berturut-turut sejak mei 2020.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menjelaskan, pencapaian surplus tersebut didorong oleh sektor non migas yang berkontribusi hingga US$ 5,20 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$ 1,89 miliar.

"Neraca perdagangan komoditas migas defisit US$ 1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah," ujar Pudji dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (15/1).

Sebaliknya, neraca perdagangan non migas justru kantongi surplus US$ 5,20 dengan komoditas penyumbang surplus seperti bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan, besi dan baja.

Secara kumulatif, neraca perdagangan Desember tersebut lebih tinggi dibandingkan November 2023 sebesar 0,90%, namun lebih rendah 0,61% dibandingkan Desember 2022.

Adapun neraca perdagangan sepanjang Januari hingga Desember 2023 tercatat menurun US$ 17,52 miliar menjadi US$ 36,93 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni US$ 54,46 miliar.

AS dan India Jadi Penyumbang Surplus Terbesar RI

Pudji mengatakan, bahwa India menjadi penyumbang surplus terbesar pada neraca perdagangan non migas Indonesia. Nilainya mencapai US$ 1,42 miliar pada Desember 2023.

“[Pencapaian] surplus terbesar ini, didorong [dari India] dengan komoditasnya adalah bahan bakar mineral, lemak hewani nabati, dan besi dan baja,” ujar Pudji.

Sementara negara penyumbang surplus terbesar selanjutnya adalah Amerika Serikat (AS) yang menyumbang US$ 1,32 miliar dan Filipina sebesar US$ 718 juta.

Namun Indonesia juga mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara. Terdalam dari Australia sebesar US$ 567,5 juta, Brasil sebesar US$ 498 juta, dan Thailand defisit US$ 405,6 miliar.

“Defisit terdalam yang dialami dengan Australia didorong oleh komoditas bahan bakar mineral, biji logam tera dan abu, serta logam mulia emas dan permata," ujarnya.

Reporter: Zahwa Madjid

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...