Bursa Saham Disetop, Apa Itu Trading Halt dan Trading Suspend?

Martha Ruth Thertina
13 Maret 2020, 04:30
IHSG, Penghentian Perdagangan Bursa, Penghentian Sementara Bursa, Trading Halt, Trading Suspend
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/ama. Covid-19
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/3/2019).

Kemudian, trading suspend bila IHSG mengalami penurunan lanjutan lebih dari 15%. Trading suspend dilakukan sampai akhir sesi perdagangan. Atau, lebih dari satu sesi perdagangan, setelah mendapat persetujuan atau perintah dari OJK.  

Ketentuan baru penghentian perdagangan karena koreksi tajam IHSG ini lebih antisipatif dibandingkan sebelumnya. Sebelumnya, trading halt baru bisa dilakukan bisa IHSG jatuh lebih dari 10%, kemudian dilanjutkan dengan trading suspend bila kejatuhan berlanjut menjadi lebih dari 15%.

Bursa Saham Global Berguguran

Bursa saham global terpukul di tengah maraknya aksi jual imbas meningkatnya kekhawatiran akan dampak ekonomi dari wabah corona hingga kejatuhan harga minyak dunia. Hingga saat berita ini ditulis, indeks saham di berbagai negara telah jatuh belasan bahkan puluhan persen dalam kurun waktu kurang dari dua bulan.

Indeks di bursa saham global berbalik dari tren kenaikan menjadi tren penurunan mulai Februari 2020. Sejak itu hingga saat ini, penurunan tajam telah berkali-kali terjadi. Pada 9 Maret, perdagangan di bursa saham Amerika Serikat terhenti otomatis selama 15 menit setelah indeks S&P jatuh 7%.

(Baca: Menteri hingga Bintang Hollywood Tom Hanks Positif Corona)

Jika dihitung dari level penutupan tertingginya tahun ini yaitu 3.386 pada 19 Februari, maka S&P telah jatuh lebih dari 19% hingga 11 Maret. Sedangkan indeks Dow Jones telah jatuh 20,3% dari posisi tertingginya tahun ini yaitu 29.551 pada 12 Februari.

Dari bursa Eropa, Eurostox tercatat mencapai level penutupan tertinggi tahun ini yaitu 3.865 pada 19 Februari. Namun kemudian terus merosot dengan total 28,38% hingga 11 Maret. Sedangkan FTSE 100 terkoreksi 23,43% dari posisi tertingginya tahun ini yaitu 7.674 pada 17 Januari.

Dari bursa Asia, indeks saham di Tiongkok di antaranya CSI 300 tercatat terus melanjutkan gejolak tajam yang terjadi beberapa tahun belakangan. Ini juga seiring perang dagang dengan AS yang berlarut-larut.

Nikkei 225 di Jepang telah terkoreksi dengan total lebih dari 19% dari posisi tertingginya tahun ini yaitu 24.083 pada 20 Januari. Mayoritas indeks di bursa saham negara berkembang Asia Pasifik juga berguguran. Ini tercermin dari indeks MSCI AC Asia Pacific yang jatuh lebih dari 15% dari level tertingginya tahun ini 174,51 pada 20 Januari.

Secara khusus di Indonesia, IHSG telah jatuh lebih dari 22% dari posisi penutupan tertingginya tahun ini 6.329 pada 27 Januari ke posisi 4.895 saat berita ini ditulis pada 12 Maret. Level ini merupakan yang terendah dalam tiga tahun.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...