Setelah Dijual Stanchart, Peringkat Utang Bank Permata Terancam Turun

Image title
20 Desember 2019, 20:30
Bank Permata, Fitch Ratings, Akuisisi Bank Permata, Bangkok Bank, Standard Chartered
Donang Wahyu|KATADATA

Fitch Ratings menempatkan peringkat nasional utang jangka panjang Bank Permata yang berada pada level AAA(idn) dalam posisi Rating Watch Negatif (RWN). Ini seiring rencana Bangkok Bank mengakuisisi mayoritas saham bank tersebut dari Standard Chartered Bank dan Astra International.

Dalam keterangan tertulis, Fitch menjelaskan, peringkat nasional Bank Permata digerakkan oleh dukungan institusional dari pemegang saham. “RWN mencerminkan kemungkinan turunnya dukungan setelah transaksi (akuisisi) selesai,” demikian tertulis.

Kemampuan Bangkok Bank dalam mendukung Bank Permata tercermin dari peringkat viabilitas (viability rating) atau kelangsungan bisnis-nya yang lebih rendah dari Standard Chartered. Peringkat viabilitas Bangkok Bank berada dua level di bawah Standard Chartered Bank.

(Baca: Kekuatan Bangkok Bank, Calon Juragan Baru Pembeli Permata)

Fitch bakal mengevaluasi peringkat nasional Bank Permata saat rampungnya transaksi akuisisi Bank Permata, yang diperkirakan terjadi pada paruh kedua tahun depan. Besarnya penurunan peringkat tergantung pada penilaian kemampuan dan kecenderungan Bangkok Bank dalam mendukung Bank Permata.

“Tapi kemungkinannya, penurunan tidak melebihi dua level,” demikian tertulis. Adapun peringkat nasional untuk utang jangka pendek Bank Permata kemungkinan tidak akan turun, kecuali peringkat nasional utang jangka panjangnya turun empat level, dan Fitch menilai hal ini kemungkinan tidak terjadi.  

Adapun peringkat nasional utang jangka panjang Bank Permata yang berada di level AAA dan peringkat nasional utang jangka pendek-nya yang berada pada level F1 merupakan peringkat tertinggi dari Fitch. Ini mencerminkan rendahnya risiko gagal bayar dari obligasi yang diterbitkan perusahaan.

(Baca: Akuisisi Bank Permata, Thailand Dobrak Dominasi Jepang & Korea)

Bangkok Bank berpotensi mengakuisisi hingga 100% saham Bank Permata. Ini menyusul kesepakatan pembelian 89,12% saham Bank Permata dari Standard Chartered Bank dan Astra International, yang akan diikuti dengan tender offer atas saham tersisa.

Berdasarkan nilai buku Permata pada 30 September 2019, harga pembelian indikatif sebesar Rp 1.498 per saham dan nilai transaksi indikatif mencapai Rp37,43 triliun untuk 89,12% saham atau Rp 42 triliun untuk 100% saham. Harga pembelian indikatif setara dengan 1,77 kali nilai buku tersebut.

Kendati demikian, nilai akuisisi ini masih akan mengalami beberapa penyesuaian sebagaimana tercantum dalam laporan keuangan terakhir yang diterbitkan Bank Permata sebelum penyelesaian transaksi. Keberhasilan transaksi ini masih tergantung pada persetujuan regulator yaitu Bank of Thailand dan Otoritas Jasa Keuangan, serta pemegang saham Bangkok Bank.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...