Harga Saham Tembus Rekor Tertinggi, Bos BCA: Tidak Ada Stock Split

Image title
28 November 2019, 19:53
bca, stock split. pemecahan saham, unilever indonesia, jahja setiaatmadja
Arief Kamaludin (Katadata)
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menegaskan hingga kini belum ada pembicaraan mengenai pemecahan nilai nominal saham setelah harga saham BCA beberapa kali menyentuh rekor tertingginya.

Saham BCA pertama kali tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 31 Mei 2000. Saat pertama dicatatkan, harga saham BCA hanya Rp 1.400 per lembarnya. Artinya, harga saham BCA naik hingga 2.171% saat memecahkan rekor tertingginya sepanjang masa di level Rp 31.800 per lembar.

(Baca: Transformasi ke Digital, BCA Bakal Suntik Modal Bank Royal Rp 700 M)

Adapun, berdasarkan data RTI Infokom, per 31 Oktober 2019, pemegang saham mayoritas BCA yaitu PT Dwimuria Investama Andalan yang menguasai porsi saham sebesar 54,94%. Sedangkan sisanya 45,06% dipegang oleh publik.

Seperti diketahui, sebelumnya Unilever telah memutuskan untuk memencah nilai nominal sahamnya dengan rasio 1:5 mulai tahun depan. Perusahaan pun sudah mendapatkan restu dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar Rabu (20/11) lalu.

Direktur sekaligus Sekertaris Perusahaan Unilever, Sancoyo Antarikso membeberkan alasan dari pemecahan nominal harga saham dari Rp 10 per saham menjadi Rp 2 per saham tersebut untuk menjadikan harga saham perusahaan lebih terjangkau oleh investor retail. "Sehingga, mampu mendorong pertumbuhan pasar modal," ujarnya.

(Baca: Harga Saham BCA Sentuh Level Tertinggi Sepanjang Masa Rp 31.600)

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...