Bursa Saham Asia Berguguran Gara-gara Aksi Demonstrasi di Hong Kong, IHSG Turun 0,47% di Sesi I
Bursa saham di benua kuning berguguran seiring dengan aksi demonstrasi warga yang menolak rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi yang berujung pada aksi pendudukan Bandara Internasional Hong Kong, pada Senin (12/8). Hingga hari ini, Selasa (13/8) ketegangan di sana pun belum mereda dan mulai memukul pasar keuangan.
Aksi demonstrasi tersebut masih berlanjut hingga hari ini, meski dalam skala yang lebih kecil. Namun hal tersebut membuat pemerintah Hong Kong sedikit kesulitan untuk membuka kembali bandaranya yang merupakan salah satu bandara tersibuk di dunia.
Setelah berlangsung selama 10 minggu, aksi demonstrasi anti pemerintah tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda akan segera mereda. Sementara itu pejabat Tiongkok telah menggunakan istilah “terorisme” untuk menggambarkan aksi demonstrasi tersebut.
Bentrokan ini tak pelak menurunkan tingkat kepercayaan investor. Beberapa analis mengatakan bahwa, tindakan yang keras dari Tiongkok dapat memicu aksi jual di pasar saham global.
(Baca: Demo dan Penutupan Bandara Hong Kong, KJRI Imbau WNI Perbarui Informasi)
“Menggunakan kata terorisme sangat mengganggu karena menunjukkan respon Tiongkok yang agresif yang dapat memicu investor untuk menghindari aset-aset berisiko di pasar global,” kata analis VM Markets, Stephen Innes dilansir dari MarketWatch.
Hingga siang ini indeks Hang Seng tercatat anjlok sebesar 1,74%, Shanghai turun 0,71%, Nikkei turun 1,12%, Kospi turun 0,72%, serta Strait Times turun 0,68%. Sedangkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di dalam negeri tercatat turun 0,47% pada sesi I perdagangan.
Koreksi pada IHSG pada sesi I terutama didorong oleh saham-saham di sektor konsumer yang terkoreksi sebesar 0,82%, kemudian sektor aneka industri turun 1,69%, industri dasar turun 1,30%, serta finansial tercatat turun sebesar 0,40%.
Jika dilihat berdasarkan sahamnya, di Jepang penurunan indeks didorong oleh saham Softbank yang anjlok 2,59% dan Nintendo 2,41%. Di Hong Kong saham operator kasino, Galaxy Entertainment turun 2,25% dan pengembang Sino Land turun 1,94%. Di Korea Selatan saham Samsung yang turun 1,49% mengantarkan kejatuhan indeks Kospi.
(Baca: Koreksi IHSG Bakal Berlanjut, Beberapa Saham Ini Direkomendasikan Beli)
Namun tidak hanya aksi demonstrasi di Hong Kong yang menjadi sumber kecemasan investor pada perdagangan hari ini. Perang dagang yang berkepanjangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, serta data ekonomi yang lemah dari perkiraan di India, Argentina, dan Singapura juga memberi tekanan terhadap pasar.
Sementara itu di Wall Street, indeks S&P 500 mengalami penurunan terbesar dalam sepekan sementara indeks Dow Jones kehilangan hampir 400 poin karena maraknya aksi jual yang dilakukan investor. Korbannya yaitu perusahaan teknologi dan bank yang menyumbang penurunan terbesar.
Investor pun mencari aman dengan mengalihkan portofolionya ke obligasi pemerintah AS sehingga menyebabkan imbal hasil atau yield-nya turun. Sedangkan aset save haven, yakni emas, harganya terus merangkak naik.
(Baca: Sempat Turun Kemarin, Harga Emas Kembali Naik Rp 2.000 per Gram)