Cuitan Trump soal Perang Dagang Seret Kejatuhan Bursa Dunia dan IHSG
Seluruh indeks pasar modal dunia pagi ini, Rabu (5/12) terjun ke zona merah dipimpin indeks pasar modal Amerika Serikat (AS) yang terjun bebas pada penutupannya semalam. Indeks Nasdaq tercatat terkoreksi paling dalam hingga 3,80%, sementara itu Dow Jones terkoreksi 3,10% dan S&P 500 terkoreksi 3,24%.
Koreksi pada bursa AS juga menular ke seluruh indeks Asia, termasuk Indonesia dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka turun 0,90% ke level 6.097,64 pada saat pembukaan perdagangan. Sementara itu indeks Nikkei 225 terkoreksi 0,95%, Hang Seng Index terkoreksi 1,58%, Shanghai Composite Index terkoreksi 0,21%, dan Strait Times Index terkoreksi 1,02%.
Memerahnya bursa AS didorong oleh tweet Presiden Donald Trump pada media sosial Twitter yang kembali melancarkan ancaman tarif impor kepada Tiongkok jika dalam waktu 90 hari gencatan senjata, kedua belah pihak tidak berhasil mencapai kesepakatan.
Pernyataan Presiden Trump seolah menegaskan, walaupun perang dagang saat ini dalam fase damai, hubungan perdagangan AS dan Tiongkok tetap dalam kondisi yang rentan. Dalam tweet-nya, Presiden Trump mengatakan bahwa kesepakatan dengan Beijing mungkin terjadi. Namun, dia juga mengatakan, "Jika ya kami akan menyelesaikannya. Tapi kalau tidak, ingat, saya adalah pria tarif."
Analis Mirae Asset Sekuritas, Hariyanto Wijaya, dalam risetnya mengatakan, tweet Presiden Trump melanjutkan kegelisahaan perang dagang di dunia. "(Sementara itu) inverted yield curve antara US Treasury yield curve 2 tahun dan 5 tahun untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan memicu kekhawatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi," papar Hariyanto dalam risetnya.
Padahal, gencatan senjata antara keduanya awal pekan lalu sempat membuat pasar sedikit lega setelah tensi perang dagang antara AS dan Tiongkok membayangi perekonomian global setahun terakhir. Seluruh indeks global pun melonjak cukup signifikan, walaupun pada indeks Asia sempat dilanda aksi ambil untung atau profit taking sehari kemudian.
Pasar pun merespon tweet Presiden Trump dengan bermain aman dengan melakukan aksi jual sebagai bentuk keraguan apakah negosiasi antara As dan Tiongkok mampu menghasilkan kesepakatan yang positif mengingat jendela waktu yang sangat ketat.
Walaupun Trump sendiri tidak menutup kemungkinan gencatan senjata bisa diperpanjang setelah masa 90 hari berakhir. "Negosiasi dengan Tiongkok sudah dimulai. Kecuali diperpanjang, akan berakhir 90 hari dari tanggal makan malam kami dengan Presiden Xi (Jinping) di Argentina," kata Trump.