RI Mulai Vaksinasi, Mengapa Saham Blue Chip Naik tapi Farmasi Anjlok?

Image title
13 Januari 2021, 18:05
bursa efek, vaksin virus corona, pandemi corona
AstraZeneca
Ilustrasi vaksin Covid-19.

Indonesia sejak tahun lalu mengimpor 3 juta vaksin buatan Sinovac dari Tiongkok. Selain itu, sebanyak 15 juta bahan baku vaksin Sinovac tiba pada 12 Januari 2021. Selanjutnya, Indonesia mengupayakan pengadaan vaksin lewat mekanisme COVAX yang melibatkan kerja sama WHO dan banyak negara.

IHSG Potensi Terkoreksi


IHSG yang mendekati level 6.460 berpotensi mengalami koreksi. Sejak memasuki 2021, IHSG sudah mengalami kenaikan hingga 7,62% dan hanya sekali ditutup turun. Analis Penyelia Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial menilai sebenarnya IHSG sudah rentan mengalami koreksi.



Ketika terjadi koreksi dia memperkirakan akan berlangsung lama dalam periode mingguan. "Kenaikan IHSG secara teknikal juga berlebihan, jenuh beli, dan valuasinya terlalu tinggi," kata Janson kepada Katadata.co.id.

Janson Nasrial menilai, sentimen kedatangan dan distribusi vaksin Covid-19 sudah terukur sejak lama. Namun, harga tersebut belum mempertimbangkan adanya risiko dalam distribusi vaksin yang mungkin menghadapi kendala logistik.

"Atau risiko munculnya varian baru Covid-19 yang lebih gampang menyebar dan risiko dari overcapacity rumah sakit. Kalau mendekati koreksi panjang, bermain di saham defensif," kata Janson.

Menurut Janson, saham-saham defensif yang menarik diamati kala menghadapi koreksi yang panjang seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan target harga Rp 11.000 per saham. Lalu, saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan target Rp 8.200 per saham.

Sementara itu, Sukarno Alatas menilai ada saham alternatif selain farmasi yang berpotensi terkerek vaksinasi. "Ada emiten yang melakukan distribusi vaksin lainnya, seperti PT Dewata Freight International Tbk (DEAL) yang mulai mengembangkan usaha distribusi vaksin," kata dia.

Hariyanto mengatakan, saham-saham rumah sakit pun sebenarnya menarik secara fundamental di tengah pandemi Covid-19 ini. Kasus Covid-19 membuat utilisasi kamar setiap rumah sakit terus meningkat, dengan peluang profitabilitas yang lebih tinggi. Hal ini membuat laba bersih rumah sakit bakal meningkat.

"Fundamental emiten rumah sakit sangat diuntungkan dari kasus Covid-19 yang melanda. Analis kami suka dengan saham rumah sakit yaitu PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL)," kata Hariyanto.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...