Kasus Corona RI Tembus 1 Juta, Investor Jual Saham & IHSG Anjlok 1,89%
Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (26/1) ditutup anjlok hingga 1,89% menyentuh level 6.140,17. Dengan penurunan hari ini, sudah empat hari perdagangan berturut-turut indeks anjlok, dengan total penurunan mencapai 4,5%.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, kasus positif Covid-19 yang hari ini bertambah 13.094 menjadi sentimen negatif terhadap pasar saham. Dengan tambahan tersebut, total orang terinfeksi virus corona di Indonesia menembus 1.012.350 kasus.
"Kasus Covid-19 di Tanah Air sudah menembus 1 juta. Ini merupakan sentimen negatif bagi market," kata Nafan kepada Katadata.co.id, Selasa (26/1).
Sentimen negatif juga datang dari global terkait kebijakan politik luar negeri Presiden Amerika Serikat yang baru saja dilantik, Joe Biden, terhadap Tiongkok. Ada potensi, ketegangan kedua negara masih berlanjut meski Donald Trump tidak lagi menjadi Presiden AS.
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan penurunan indeks merupakan buah dari kenaikan yang terjadi pada hari-hari sebelumnya. Kenaikan signifikan indeks, dimotori oleh ekspektasi berlebih terhadap perekonomian Indonesia.
"Ekspektasi dan harapan yang tidak diikuti data makro ekonomi di atas kertas," kata Nico kepada Katadata.co.id. Selasa (26/1). Sejak awal 2021 hingga Rabu (20/1), indeks naik hingga 7,5% menyentuh level 6.429 sebelum anjlok dalam empat hari terakhir.
Nico mengatakan pemerintah sebelumnya terlalu optimis pada pertumbuhan ekonomi tahun ini 4,5%-5,5%. Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menurunkan proyeksi ini menjadi 4%-5,2%.
Meski program vaksinasi Covid-19 tengah berjalan, angka kasus positif Covid-19 terus bertambah. Pemerintah dinilai belum berhasil mengendalikan penyebaran Covid-19 yang bisa menyebabkan masyarakat menunda konsumsi. "Ini yang membuat daya beli tidak ada. Ketika daya beli tidak ada, otomatis pertumbuhan ekonomi akan mengalami penurunan," kata Nico.
Saham Sektor Properti Turun Paling Signifikan
Berdasarkan data RTI Infokom, total volume perdagangan hari ini mencapai 19,69 miliar unit saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 17,59 triliun. Secara total, terdapat 395 saham yang terkoreksi, sementara hanya 94 saham yang mengalami penguatan, dan 138 saham tidak mengalami perubahan harga.
Indeks sektor properti turun paling signifikan yaitu 2,9%. Saham-saham perusahaan pelat merah alias BUMN karya, menjadi penyebabnya karena ditutup turun hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB).
Saham BUMN karya, seperti PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mengalami penurunan tajam hingga 6,94% menjadi Rp 1,475 per saham. Lalu, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) turun 6,54% menjadi Rp 1.715. Lalu, PT PP Tbk (PTPP) turun 6,91% menjadi Rp 1.685. Saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) anjlok 6,98% menjadi Rp 1.465 per saham.
Saham lainnya di sektor properti yang juga turun adalah PT Pollux Properti Indonesia Tbk (POLL) yang turun 2,44% menjadi Rp 4.000 per saham. Lalu, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) sebesar 3,86% menjadi Rp 1.120 per saham. Begitu pula dengan saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) yang anjlok 5,63% menyentuh Rp 486 per saham.
Di tengah penurunan indeks, ternyata investor asing tercatat melakukan pembelian dengan nilai bersih mencapai Rp 346,65 miliar di seluruh pasar. Saham yang diborong asing dengan nilai paling besar adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai beli bersih Rp 363,9 miliar. Saham ini ditutup naik 1,03% menjadi Rp 7.375 per saham.
Penurunan indeks Tanah Air hari ini tidak sendiri karena indeks di kawasan Asia juga membara. Indeks Hang Seng di Hong Kong anjlok 2,55% dan Shanghai Composite (Tiongkok) turun 1,51%. Lalu, Nikkei 225 (Jepang) dan Straits Times (Singapura), masing-masing turun 0,96% dan 0,95%.
Penurunan IHSG Masih Berlanjut
Nico Demus mengatakan, hingga akhir pekan ini IHSG diprediksi susah untuk kembali hijau karena secara teknikal, pasar saham berada dalam posisi tren penurunan. "Kami melihat masih belum cepat pasar untuk bereaksi terhadap pemulihan atau kenaikan," kata Nico.
Berdasarkan analisisnya secara teknikal, dalam pekan ini, IHSG bisa menyentuh level 6.085, dengan titik atas yang mungkin bisa dicapai ada di level 6.220.
hal senada juga disampaikan oleh Nafan AJi, dimana pada perdagangan Rabu (27/1), IHSG diproyeksi melemah dengan area support maupun resistance ada di 6.064 hingga 6.195. "Terlihat pola downward bar yang mengindikasikan adanya potensi pelemahan lanjutan pada pergerakan IHSG," kata Nafan.