IHSG Tembus Rekor Tertinggi Kemarin, Bagaimana Pergerakannya Hari Ini?
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diprediksi turun setelah menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah di level 6.691. Analis merekomendasikan para investor untuk memantau pergerakan saham-saham blue chip.
"IHSG akan mengalami koreksi minor setelah menembus resistance di level 6.687. Support terdekat yang diperkirakan menjadi target koreksi yaitu di level 6.668. Indikator MACD (Moveing Average Convergence/Divergence) dalam kondisi netral," kata Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova dalam risetnya, Jumat (12/11/2021).
Moving Average (MA) adalah rata-rata nilai dalam pembukaan maupun penutupan yang digambarkan dalam sebuah garis tren. Sementara itu, MACD merupakan hubungan antara dua MA untuk menggambarkan sebuah tren.
Ivan memperkirakan level resistance pada hari ini akan berada di posisi 6.743, 6.825, dan 6.906, sedangkan support ada di level 6.668, 6.645, dan 6.609.
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali tumbuh karena peningkatan pembelian. Jika harga terus melemah, harga akan terus menurun untuk menemukan titik support baru.
Sebaliknya, resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual yang cukup besar hingga laju pertumbuhan harga tertahan.
Ivan pun merekomendasikan pada investor untuk menahan atau mengakumulasi beli saham PT Indofood Sukses Makmur (INDF), PT Telkom Indonesia (TLKM), dan PT United Tractors (UNTR). Di samping itu, Ivan merekomendasikan hold atau trading buy untuk emiten PT Bukit Asam (PTBA) dan hold atau take profit untuk PT Unilever Indonesia (UNVR).
Di sisi lain, Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper meramalkan tren kenaikan IHSG akan berlanjut hari ini. Namun, kenaikan IHSG kemarin masih terbatas lantaran kekhawatiran inflasi dari Amerika Serikat.
"Secara teknikalcandlestick, IHSG akan membentuk higher high dan higher low dan indikator stochastic yang melebar setelah membentuk goldencross. Artinya, IHSG berpotensi mencapai level tertinggi sepanjang masa yang baru," ucap Dennies.
Kenaikan IHSG pada hari ini dinilai masih didorong oleh kinerja emiten per kuartal ketiga 2021. Selain itu, investor masih akan memperhatikan perkembangan inflasi di Amerika Serikat.
Dennies merekomendasikan investor untuk memperhatikan pergerakan tiga emiten, yakni PT Wijaya Karya (WIKA), PT Hanjaya Mandala Sampoerna (HMSP), dan PT Bumi Serpong Damai (BSDE). Ketiganya direkomendasikan karena ada potensi penguatan pada hari ini.