Kinerja BEI Kinclong 2021, Sektor Teknologi dan EBT akan Jadi Idaman

Andi M. Arief
9 Desember 2021, 14:30
BEI
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Seorang pria melintas di depan gedung Indonesia Stock Exchange (IDX), Sudirman, Jakarta Pusat (08/08).

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan performa penghimpunan dana melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) tahun ini lebih baik dibandingkan 2020. Selanjutnya, emiten pada sektor teknologi dinilai akan memiliki tren positif pada 2022. 

Berdasarkan data BEI, realisasi penambahan jumlah emiten yang IPO tahun ini di bursa nasional tercatat paling banyak se-Asia Tenggara. Berdasarkan akumulasi, total emiten di pasar modal Indonesia tercatat menjadi yang terbanyak ketiga di Asia Tenggara. 

Per 7 Desember 2021, terdapat sebanyak 50 emiten yang melakukan IPO sepanjang 2021 dengan total penghimpunan dana Rp 62 triliun. Total emiten yang melakukan IPO pada 2020 mencapai 51 unit dengan total penghimpunan dana hingga Rp 55,8 triliun. 

"Hari ini (9 Desember) ada satu lagi perusahaan tercatat, artinya sudah ada 51 (perusahaan yang telah melakukan IPO). Minggu depan ada tiga lagi yang tercatat. Artinya, total sudah tercatat sampai minggu depan ada 51 (emiten)," kata Direktur BEI I Gede Wayan Yetna dalam Media Gathering 2021, Kamis (9/12). 

Dalam 10 tahun terakhir, realisasi penghimpunan dana IPO tahun ini merupakan yang tertinggi. Sebelumnya, penghimpunan dana IPO tertinggi terjadi pada 2011 senilai Rp 19,6 triliun dari proses IPO sebanyak 25 emiten. 

Sementara itu, jumlah IPO terbanyak terjadi pada 2018 atau sebanyak 57 emiten. Namun demikian, total dana segar yang dikumpulkan hanya mencapai Rp 15,7 triliun. 

Realisasi tahun ini membuat bursa Indonesia memiliki peringkat penambahan perusahaan terbuka paling besar se-Asia Tenggara, yakni mencapai 40%. Pertumbuhan emiten di dalam negeri diikuti bursa Vietnam yang tumbuh 26% menjadi 404 emiten dibandingkan realisasi 2016 sebanyak 320 emiten. Negara dengan penurunan emiten hanya terjadi di Singapura yang susut 11,4% dari realisasi 2016 sebanyak 757 emiten menjadi 671 emiten pada tahun ini. 

Berdasarkan akumulasi, total emiten di pasar modal Indonesia tercatat menjadi yang terbanyak ketiga di Asia Tenggara. Hingga pekan depan, total perusahaan terbuka di dalam negeri akan mencapai 754 emiten. Angka itu hanya di bawah capaian bursa Thailand tahun ini yang mencapai 767 emiten, sedangkan jumlah emiten terbanyak masih dimiliki Malaysia yang mencapai 946 emiten. 

Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan optimisme performa bursa pada tahun depan akan lebih baik dibandingkan realisasi 2021. Namun demikian, Inarno enggan memastikan bahwa realisasi 2022 akan lebih baik dari performa tahun ini. 

"Volatilitas (pasar saham) ini sangat dinamis, tapi tentunya untuk 2022 kami melihat optimis dan kami targetkan lebih (besar) dari 2021," ucap Inarno. 

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...