AKRA Pecah Nominal Saham Mulai 12 Januari
Berdasarkan laporan keuangan AKRA, total ekuitas perseroan naik 3.9% pada September 2021 menjadi Rp 10,96 triliun dari realisasi akhir 2020 senilai Rp 10,55 triliun. Peningkatan itu disebabkan naiknya saldo laba yang tidak ditentukan penggunaanya sebesar 3.86% menjadi Rp 7,19 triliun.
Sementara itu, pendapatan kontrak naik 24.65% secara tahunan pada Januari-September 2021 menjadi Rp 17,07 triliun dari Rp 13,69 triliun. Adapun, pendapatan sewa tumbuh 5.88% menjadi Rp 176,5 miliar.
Laba bruto tercatat tumbuh 7.12% hingga kuartal III-2021 menjadi Rp 1,57 triliun dari capaian periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,47 triliun. Dengan demikian, perseroan berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 21.75% menjadi Rp 836,41 miliar.
Haryanto menilai performa laba bersih perseroan mengikuti kinerja 2020 yang tumbuh 30% secara tahunan.
Berdasarkan data Stockbit, saham AKRA telah tumbuh 29,24% sepanjang 2021 menjadi Rp 4.110 per saham dibandingkan level penutupan 2020 di posisi Rp 3.18 per saham. Secara tahun berjalan, harga saham AKRA telah naik 30 poin atau menguat 0,73% ke titik Rp 4.150 per saham.