Harga Minyak Tembus US$ 121/Barel, Saham Emiten Migas Kompak Menguat
Harga minyak mentah dunia menguat dan menyentuh level US$ 121 per barel pada perdagangan awal pekan ini. Level ini menjadi yang tertinggi dalam dua bulan terakhir lantaran Cina melonggarkan pembatasan Covid-19.
Kenaikan ini turut berimbas pada menguatnya saham-saham emiten yang bergerak di bisnis pertambangan minyak dan gas (migas) di Bursa Efek Indonesia.
Pantauan Katadadata.co.id, pagi ini saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) naik 10%. Kemudian, saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) juga menguat 6,76%. Saham emiten migas lainnya juga terangkat seperti PT Elnusa Tbk (ELSA) sebesar 1,31%.
Sedangkan, harga saham emiten migas Grup Medco, PT Medco International Tbk (MEDC) pagi ini terkoreksi 0,85% meski sempat naik ke level Rp 610 per saham di awal perdagangan. Lainnya, PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX), sahamnya justru turun 6,81%.
Harga minyak kembali melonjak seiring ekspektasi Uni Eropa akan mencapai kesepakatan untuk melarang impor minyak Rusia. Kontrak berjangka minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli, yang akan berakhir pada Selasa, ditutup naik 2,24 dolar AS, atau 1,9 persen, menjadi menetap di 121,67 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 1,99 dolar AS atau 1,7 persen, menjadi 117,06 dolar AS per barel pada pukul 18.03 GMT.
"Salah satu alasan yang dikutip untuk ini adalah pencabutan pembatasan virus corona di Shanghai, yang memicu harapan bahwa permintaan minyak akan meningkat lagi di China," kata analis di Commerzbank, seperti dikutip dari Antara, Selasa (31/5).
Shanghai mengumumkan berakhirnya penguncian COVID-19 selama dua bulan, dan akan memungkinkan sebagian besar orang di kota terbesar China itu untuk meninggalkan rumah mereka dan mengendarai mobil mereka mulai Rabu (1/6/2022).