Laba Emiten di 2023 Diprediksi Jauh Menyusut, Bagaimana dengan IHSG?

 Zahwa Madjid
10 Januari 2023, 17:12
Laba Emiten di 2023 Diprediksi Jauh Menyusut, Bagaimana Laju IHSG?
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (2/1/2023). Pada pembukaan perdagangan saham di awal tahun 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 8,51 poin atau 0,12 persen ke 6.842,11.

Mandiri Sekuritas memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menyentuh level 7.510 hingga akhir tahun 2023. 

Head of Equity Research and Strategy Mandiri Sekuritas Adrian Joezer mengatakan proyeksi IHSG tersebut berdasarkan asumsi pertumbuhan laba per saham (earning per share/EPS) emiten 2023 berada di kisaran 5% dibandingkan tahun lalu, yakni sebesar 45%.

Hal tersebut karena adanya normalisasi emiten-emiten komoditas. Tahun lalu, emiten komoditas mencatatkan lonjakan laba bersih, imbas dari harga komoditas global yang tinggi.

“Pertumbuhan laba bersih di bursa saham juga akan lebih kecil dibandingkan tahun 2022 ini dikarenakan karena ada shifting. Komoditas menjadi juara di tahun 2022 diuntungkan dari harga komoditas yg membuat IHSG sangat baik tahun lalu,” ujar Adrian dalam Economy and Market Outlook Mandiri Sekuritas 2023 Selasa (10/1).

Adrian menambahkan, para pelaku pasar modal dapat menilik sektor saham yang menarik tahun ini, diantaranya sektor konsumsi, sektor digital, dan sektor telekomunikasi.

Di sisi lain, Adrian melihat kondisi perekonomian tahun ini akan sedikit menantang. Hal ini disebabkan oleh sebagian sentimen dari faktor global. 

Para pelaku pasar modal masih melihat pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) yang dampaknya akan mempengaruhi kebijakan BI yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.

Pada akhir perdagangan hari ini Selasa (10/1)  IHSG ditutup terkoreksi 0,98% ke level Rp 6.622. Secara year to date IHSG pun terkoreksi hingga 3,33%.

Adrian mengatakan pelemahan IHSG tidak lepas dari aksi investor asing yang mengalihkan dana ke pasar Asia bagian utara, seperti Cina yang akhir-akhir ini mengeluarkan kebijakan pelonggaran pembatasan. Hal tersebut terjadi karena para investor melihat Cina memiliki valuasi pasar yang lebih murah.

“Namun ini tidak hanya di Indonesia saja yah. Filipina dan Malaysia juga merasakan hal yang sama,” ujar Adrian.

Reporter: Zahwa Madjid
Editor: Lona Olavia

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...