Terbanyak di Asia Tenggara, EY Nilai Indonesia Paling Aktif Gelar IPO
Kantor akuntan publik (KAP) Ernst & Young (EY) menilai Indonesia menjadi negara yang paling aktif untuk menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham selama kuartal pertama 2023. Bahkan Indonesia menempati urutan pertama di Asia Tenggara.
Terdapat 30 IPO yang menghasilkan pendapatan senilai US$ 828 juta, diikuti oleh Thailand yang menggelar 10 IPO senilai US$ 322 juta, Malaysia 10 IPO senilai US$ 238 juta dan Singapura 1 IPO senilai US$ 15 juta.
Di seluruh Asia Tenggara, aktivitas IPO terlihat meyakinkan dengan 51 deals yang menghasilkan transaksi senilai US$ 1,4 miliar.
Terlepas dari ketidakpastian yang sedang berlangsung di sekitar lingkungan ekonomi dan geopolitik, EY menilai jalur IPO terus dibangun dengan harapan terjadi perubahan haluan di akhir tahun ini.
EY Indonesia Strategy and Transactions Partner Sahala Situmorang mengatakan, selama empat tahun terakhir, Indonesia telah melihat total nilai emisi ekuitas meningkat dari Rp 15 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp 33 triliun pada 2022.
Faktanya pada tahun 2022, pasar modal nasional mencatat jumlah deals terbesar dalam sejarah dengan 59 IPO. Di mana penawaran publik perusahaan teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk menjadi yang paling terkenal dengan nilai Rp 14 triliun dalam penawaran ekuitasnya.
“Tahun ini, hingga kuartal pertama 2023, pasar IPO Indonesia telah menyaksikan 30 IPO dengan nilai penerbitan berkisar dari US$ 1,91 juta dari PT Mitra Tirta Buwana Tbk dan US$ 596 juta dari PT Pertamina Geothermal Energy Tbk,” ujar Pahala dalam risetnya, Rabu (26/4).