Pendapatan Emiten Telekomunikasi Kompak Naik, Tapi Labanya pada Anjlok
Kinerja pendapatan emiten telekomunikasi kompak menguat sepanjang paruh pertama tahun ini. Namun sayangnya hal itu tak berpengaruh terlalu jauh ke sisi laba bersihnya. Alhasil banyak emiten telekomunikasi yang mencatatkan penurunan laba di semester pertama 2023 bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) misalnya yang tercatat membukukan laba bersih senilai Rp 12,75 triliun sampai dengan semester pertama 2023. Laba tersebut turun 4,16% bila dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 13,31 triliun.
Padahal pada enam bulan pertama tahun ini, Telkom Grup berhasil meraup pendapatan Rp 73,47 triliun atau naik tipis 2,07% dari semester pertama 2022 yang senilai Rp 71,98 triliun.
Pendapatan dari segmen data, internet dan jasa teknologi informatika masih menjadi penopang pendapatan terbesar yakni Rp 43,42 triliun dibanding semester pertama tahun lalu Rp 41,52 triliun. Kemudian, pendapatan di segmen IndiHome, sebelum bergabung dengan Telkomsel memberi kontribusi Rp 14,48 triliun dari tahun sebelumnya Rp 13,83 triliun. Pendapatan lainnya berasal dari lini telepon Rp 5,70 triliun, interkoneksi Rp 4,46 triliun dan layanan lainnya Rp 2,92 triliun.
PT Indosat Tbk (ISAT) juga mencatatkan penurunan laba bersih 41,46% menjadi Rp 1,9 triliun pada semester pertama 2023. Perolehan tersebut merosot tajam bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 3,26 triliun.
Sementara pendapatan Indosat mencapai Rp 24,67 triliun pada semester pertama tahun ini. Pendapatan Indosat naik 9,5% dari semester pertama 2022 yaitu Rp 22,52 triliun. Pendapatan Indosat dikontribusi dari segmen data selular mencapai Rp 19,87 triliun. Perolehan dari data selular meningkat 11,87% dibandingkan periode yang sama tahun sebelum Rp 17,76 triliun.
Dari segmen jasa interkonesi, Indosat meraih Rp 1,06 triliun pada semester pertama ini, naik 23,44% dari sebelumnya Rp 860,31 triliun. Berikutnya, perusahaan memperoleh Rp 985,29 miliar dari segmen jasa nilai tambah pada semester pertama 2023, padahal sebelumnya perusahaan memperoleh Rp 1,02 triliun.
Begitujuga dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) yang laba merosot tajam dari untung Rp 54,60 miliar menjadi rugi Rp 543,21 juta di periode tersebut. Padahal pendapatan tercatat naik menjadi Rp 5,56 triliun dari sebelumnya Rp 5,45 triliun.
Lalu emiten menara telekomunikasi milik Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) juga mencatatkan laba Rp 1,56 triliun dari sebelumnya Rp 1,75 triliun. Padahal pendapatan tercatat naik tipis menjadi Rp 5,77 triliun dari sebelumnya Rp 5,31 triliun.
Namun hal tersebut tak terjadi pada PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang mampu membukukan laba bersih Rp 650,68 miliar atau tumbuh 5,81% menjadi Rp 614,91 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Pendapatan XL Axiata mencapai Rp 15,76 triliun di semester pertama 2023, naik 12% dari tahun sebelumnya Rp 14,07 triliun. Pertumbuhan pendapatan disokong dari segmen data dan layanan digital yang meningkat 11,9% menjadi Rp 14,41 triliun dari sebelumnya Rp 12,86 triliun.
Kinerja cemerlang juga dicatatkan anak usaha Telkom, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel. Laba bersih mencapai Rp 1,02 triliun, meningkat 14,7% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 892 miliar.
Mitratel mencatatkan pendapatan sebesar Rp 4,13 triliun, tumbuh 10,8%. Segmen bisnis menara berkontribusi 93,2%. Sedangkan segmen bisnis lainnya yakni tower related business semakin berkurang kontribusinya dengan porsi 6,8% terhadap keseluruhan pendapatan.
Mitratel pada akhir semester I 2023 memiliki 36.719 menara, meningkat 27,6 persen dari periode yang sama tahun lalu. Terdapat penambahan menara baru sejumlah 1.301 sehingga semakin mengukuhkan posisinya sebagai perusahaan dengan kepemilikan menara telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara.
Sedangkan, emiten menara PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mencatatkan penurunan kinerja keuangan baik di sisi laba dan pendapatan. Laba bersih TBIG turun 16,6% menjadi Rp 688 miliar di paruh pertama 2023. TBIG mencatatkan pendapatan senilai Rp 3,27 triliun, turun 0,72% dari Rp 3,3 triliun dibandingkan semester pertama 2022.
Perusahaan menara telekomunikasi milik Grup Djarum lainnya, PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) juga mencatatkan penurunan laba menjadi Rp 476,70 miliar dari Rp 505,28 miliar. Demikian juga pendapatan yang terkoreksi menjadi Rp 927,55 miliar dari sebelumnya Rp 933,94 miliar.