Indeks Nasdaq dan S&P 500 Kinclong Ditopang Laporan Kinerja Emiten Q4
Bursa saham Wall Street, Amerika Serikat (AS) ditutup variatif pada perdagangan Selasa (23/1). Indeks Nasdaq dan S&P 500 kompak naik setelah rilis kinerja emiten yang mencatatkan pertumbuhan di kuartal keempat tahun lalu. Sedangkan, Dow Jones Industrial Average mengalami pelemahan.
Indeks blue-chip Dow Jones terkoreksi 96,36 poin atau 0,25%, mencapai 37.905,45 poin dan kembali di bawah level 38.000 yang berhasil dicapai pada hari Senin. Kerugian tersebut mengakhiri tren kenaikan selama tiga hari berturut-turut.
Penurunan Dow Jones dipicu oleh tekanan pada 30 saham, terutama akibat penurunan ambles 11% pada saham 3M usai laporan keuangan yang mengecewakan. Selain itu, saham Johnson & Johnson anjlok 1,6% setelah melaporkan pendapatan yang tidak memenuhi ekspektasi.
Indeks S&P 500 menguat sebesar 0,29% mencapai 4.864,60 poin hingga mencatat level penutupan tertinggi sepanjang masa. Sedangkan Nasdaq Composite, yang didominasi oleh perusahaan teknologi, naik 0,43%, mencapai 15.425,94 poin.
Selain itu, saham D.R. Horton merosot lebih dari 9% setelah perusahaan pembangun rumah ini tidak memenuhi perkiraan konsensus Wall Street untuk pendapatan per saham. Lockheed Martin juga jatuh lebih dari 4% karena lemahnya prospek pendapatan per saham setahun penuh.
Berita positif datang dari United Airlines yang melesat lebih dari 5% setelah melaporkan hasil kinerja keuangan kuartal keempat yang kuat. Meskipun demikian, perusahaan penerbangan ini menyatakan kerugian pada kuartal pertama akibat larangan terbang sementara (grounded) pesawat Boeing 737 Max 9, model yang terlibat dalam kecelakaan darurat Alaska Airlines awal bulan ini.
Kenaikan saham United Airlines juga diikuti oleh kenaikan saham operator maskapai penerbangan lainnya. Southwest Airlines naik lebih dari 3%, sementara saham American Airlines, Delta Air Lines, dan Alaska masing-masing tumbuh lebih dari 2%.
Adapun Verizon dan Procter & Gamble membantu mengurangi kerugian untuk Dow. Keduanya masing-masing melonjak lebih dari 6% dan 4%. Hal itu karena para investor melakukan aksi beli setelah laporan keuangan positif dari kedua perusahaan tersebut.
Pergerakan tersebut terjadi setelah S&P 500 secara resmi memasuki pasar bullish baru, mencapai level tertinggi sepanjang masa sejak Januari 2022. Meskipun demikian, para investor tengah mempertimbangkan seberapa lama kenaikan ini dapat bertahan. Terutama karena reli tahun ini difokuskan pada saham-saham teknologi, seperti Nvidia yang kurang mendapat partisipasi yang lebih luas. Hanya dalam bulan ini, saham Nvidia melesat sebesar 20%. Sebaliknya, saham dengan kapitalisasi kecil di indeks Russell 2000 turun lebih dari 2%.
CEO AXS Investments, Greg Bassuk meyakni, para investor pasti akan mengambil istirahat atau melakukan aksi ambil untung setelah mencapai rekor tertinggi selama dua tahun. "Hal ini mengimbangi bullish di pasar," kata Bassuk, dikutip CNBC pada Rabu (24/1).