Laba Astra International Melonjak jadi Rp 33,8 T, Ini Penopangnya
Hal lainnya, ada kontribusi laba bersih dari PT Federal International Finance (FIF), yang fokus pada pembiayaan sepeda motor meningkat 29% menjadi Rp 4,1 triliun.
Astra International juga mencatatkan peningkatan nilai pembiayaan alat berat sebesar 8% menjadi Rp 10,7 triliun. Kontribusi laba bersih dari bisnis ini meningkat secara signifikan sebesar 75% menjadi Rp 178 miliar. Laba bersih grup dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi stabil di Rp 12,7 triliun.
United Tractors yang 59,5% sahamnya dimiliki perseroan, melaporkan penurunan laba bersih sebesar 2% menjadi Rp 20,6 triliun. Penjualan alat berat Komatsu menurun 8% menjadi 5.300 unit, sementara pendapatan dari suku cadang dan jasa pemeliharaan meningkat.
ASII membukukan laba bersih dari divisi agribisnis grup menurun 39% menjadi Rp 841 miliar. Terutama disebabkan oleh harga minyak kelapa sawit yang lebih rendah.
Di sisi lain, divisi infrastruktur dan logistik, ASII mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 85% menjadi Rp 973 miliar. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kinerja dari bisnis jalan tol, solusi transportasi dan logistik.
Selanjutnya dari divisi teknologi informasi, PT Astra Graphia Tbk, yang 76,9% sahamnya dimiliki perseroan, mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 45% menjadi Rp 109 miliar ditopang oleh peningkatan marjin usaha.
"Divisi properti Grup Astra melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 10% menjadi Rp 142 miliar, terutama disebabkan oleh meningkatnya tingkat hunian di Menara Astra," tutur Djony.
Jumlah liabilitas yang dicatatkan perusahaan sepanjang 2023 senilai Rp 195,26 triliun, naik 15,14% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 169,57 triliun. Ekuitas perusahaan terkerek 2,74% menjadi Rp 250,41 triliun dari sebelumnya Rp 243,72 triliun.
Aset Astra International sepanjang 2023 senilai Rp 445,67 triliun. Aset perusahaan meningkat 7,83% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumya Rp 413,29 triliun.