Indeks Nasdaq dan S&P 500 Kompak Menguat Jelang Rilis Data Inflasi AS

Nur Hana Putri Nabila
28 Februari 2024, 07:02
Indeks Nasdaq dan S&P 500 Kompak Menguat Jelang Data Inflasi AS
Pixabay/Rabbimichoel
Ilustrasi New York Stock Exchange, Wall Street, Amerika Serikat
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Indeks bursa Amerika Serikat (AS) didominasi menguat pada penutupan perdagangan hari Selasa (27/2). Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite mengalami kenaikan tipis seiring para investor bersiap-siap menunggu data inflasi yang akan dirilis pekan ini. 

S&P 500 naik sebesar 0,17% menjadi 5.078,18, sementara Nasdaq bertambah 0,37% dan berakhir di 16.035,30. Sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 0,25% dan ditutup pada 38.972,41. 

Di samping itu, raksasa ritel Macy's melonjak sebesar 3,4% setelah mengumumkan rencananya untuk menutup sekitar 150 toko yang mengalami kesulitan usai turunnya pendapatan pada kuartal sebelumnya. Lowe's, perusahaan ritel lainnya, juga terapresiasi 1,7% setelah mencatat kenaikan laba. Saham Zoom Video dan Hims & Hers Health masing-masing tumbuh sebesar 8% dan 31%, menyusul laporan keuangan yang melampaui ekspektasi Wall Street.

Menurut Kepala Strategi Investasi CFRA Research, Sam Stovall menyebut pasar pada hari Selasa tidak menunjukkan arah yang jelas, berbagai sektor bergerak sesuai dengan dinamika mereka sendiri. Terlihat bahwa sektor utilitas menjadi pemenang dengan kenaikan sekitar 1,9%. Sementara itu, kata Stovall, sektor layanan komunikasi juga tumbuh 1%, sementara sektor teknologi hanya naik sedikit, kurang dari 0,1%.

Pergerakan tersebut usai Wall Street berguguran sehingga Dow dan S&P 500 turun dari rekor tertinggi yang dicapai minggu lalu, terutama setelah laporan pendapatan luar biasa dari Nvidia

Menurut Stovall, saham-saham dalam sektor teknologi, konsumen diskresioner, layanan komunikasi, dan keuangan cenderung menunjukkan performa yang lebih baik. Hal itu karena sektor-sektor tersebut dapat tumbuh positif di tengah kondisi suku bunga yang stagnan. Stovall menyoroti bahwa sektor-sektor tersebut secara konsisten menunjukkan kinerja yang kuat ketika suku bunga berada dalam kondisi stabil.

"Jadi saya pikir sampai The Fed mulai menurunkan suku bunga, investor tidak akan melakukan diversifikasi secara dramatis ke saham-saham berkapitalisasi menengah dan kecil, investor akan wait and see," kata Stovall dikutip CNBC, Rabu (28/2). 

Di samping itu, menurut Indeks Conference Board, angka-angka kepercayaan konsumen terbaru menunjukkan penurunan, sejalan dengan kekhawatiran tentang potensi perlambatan di pasar tenaga kerja dan lanskap politik yang semakin terpolarisasi. Kemudian Indeks Keyakinan Konsumen turun menjadi 106,7. Angka ini lebih rendah dari revisi turun 110,9 pada bulan Januari dan di bawah estimasi Dow Jones yang sebesar 115,1. 

Adapun berdasarkan data dari Departemen Perdagangan AS yang dirilis pada hari Selasa juga menunjukkan bahwa pesanan untuk barang-barang tahan lama mengalami penurunan yang lebih besar dari perkiraan pada bulan Januari. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh merosotnya permintaan untuk transportasi. 

Data-data tersebut muncul sebelum pembacaan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi seiring dengan data pendapatan pribadi, yang dijadwalkan untuk dirilis pada hari Kamis. Kemudian para investor akan memperhatikan rilis-rilis tersebut untuk mendapatkan petunjuk mengenai kesehatan ekonomi kedepannya dan untuk arah kebijakan moneter.

Stovall memperkirakan akan terjadi kenaikan bulan ke bulan pada inflasi inti dan inflasi umum, namun kemungkinan akan terjadi penurunan secara tahunan dalam laporan yang akan dirilis pada Kamis (29/2) mendatang. 

"Ini hampir seperti melihat bola ping-pong jatuh di atas meja," pungkas Stovall.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...