Wall Street Menghijau, Nasdaq dan S&P 500 Catatkan Rekor Tertinggi

Nur Hana Putri Nabila
1 Maret 2024, 06:45
Bursa Wall Street Menghijau, Nasdaq dan S&P Catatkan Rekor Tertinggi
ANTARA FOTO/REUTERS/Brendan McDermid/ama/cf
Sebuah layar yang menampilkan harga saham di atas lantai bursa New York Stock Exchange (NYSE), Wall Street, Amerika Serikat.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Indeks bursa saham Wall Street Amerika Serikat (AS) kompak ditutup menguat pada perdagangan Kamis (29/2). Nasdaq Composite meningkat sebesar 0,90% dan mencapai rekor penutupan tertinggi sepanjang masa di 16.091,92. Peningkatan tersebut didorong oleh kinerja saham teknologi dan saham-saham produsen cip.

Sementara itu, indeks S&P 500 juga mencatat rekor penutupan dengan kenaikan 0,52%, berakhir di level 5.096,27. Dow Jones Industrial Average juga terapresiasi sebesar 0,12%, mencapai 38.996,39.

Secara keseluruhan, Wall Street menutup bulan Februari dengan capaian positif, bahkan selama empat bulan berturut-turut. Meskipun terjadi beberapa penurunan, keberlanjutan reli pasar yang didorong oleh kecerdasan buatan (AI) menjadi subjek pertanyaan. 

Seiring dengan hal itu, Nasdaq memimpin dengan kenaikan sebesar 6,12%, diikuti oleh S&P 500 yang melesat 5,17%, dan Dow Jones Industrial Average meningkat sebesar 2,22%. 

Kemudian kenaikan Nasdaq ke rekor tertinggi terjadi seiring antusias investor terhadap kecerdasan buatan (AI). Bahkan juga mendorong sebagian besar saham teknologi utama dan pasar secara keseluruhan hingga 2023 dan awal 2024.

Kelompok perusahaan yang disebut "Magnificent 7," di antaranya yakni Alphabet, Amazon, Apple, Meta Platforms, Microsoft, Nvidia, dan Tesla, telah mendorong Nasdaq keluar dari situasi sulit pada 2022 yang dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga dan kekhawatiran resesi. Tak hanya itu, kelompok saham tersebut mampu mengatasi tantangan pasar dan mengembalikan kepercayaan investor.

Di samping itu, data yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan ukuran inflasi yang disukai oleh Federal Reserve tetap berada di atas target bank sentral pada bulan Januari dan tidak melebihi perkiraan Wall Street. Ada juga indikasi bahwa belanja konsumen tetap kuat. 

Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti, yang merupakan pengukur inflasi pilihan Federal Reserve, meningkat sebesar 0,4% untuk bulan ini dan 2,8% dari tahun sebelumnya. Angka tersebut sesuai dengan estimasi Dow Jones. Sedangkan PCE utama, yang mencakup kategori makanan dan energi, meningkat sebesar 0,3% secara bulanan dan 2,4% dalam periode 12 bulan, sesuai dengan estimasi masing-masing 0,3% dan 2,4%.

Menurut Kepala Investasi Independent Advisor Alliance, Chris Zaccarelli, menyebutkan bahwa data tersebut memberikan kelegaan bagi para investor yang cemas terhadap potensi kenaikan inflasi. Sebab, kenaikan tersebut dapat menyebabkan Federal Reserve menunda penurunan suku bunga untuk periode yang lebih panjang.

"Setidaknya untuk hari ini, seharusnya semua sistem berjalan dan pembeli akan muncul kembali," kata Zaccarelli dikutip CNBC, Jumat (1/3).

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...