Lepas dari FCA, BREN Kembali Geser BBCA di Posisi Puncak Market Cap
Emiten energi baru terbarukan (EBT), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) kembali menduduki pucuk dengan nilai kapitalisasi pasar (market cap) terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Berdasarkan data bursa pada Senin (1/7), BREN memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 1.395 triliun. BREN berhasil menyalip emiten perbankan yang sebelumnya berada di posisi teratas yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Tak hanya menyalip BBCA, perusahaan milik orang terkaya nomor satu di Indonesia Prajogo Pangestu itu juga melibas kapitalisasi pasar PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMAN).
Bahkan pada perdagangan Selasa (2/7) pukul 14.28 WIB, saham BREN terpantau melemah 3,60% menjadi Rp 10.075 per lembar saham. Nilai transaksinya mencapai Rp 135,81 miliar dengan kapitalisasi pasar Rp 1.347 triliun. Namun dalam sebulan terakhir, saham BREN menguat 22,49% dan meroket sebanyak 63,82% dalam tiga bulan terakhir.
Sempat Terperosok
Padahal sebelumnya, kapitalisasi pasar BREN sempat merosot usai BEI memasukkan saham Prajogo Pangestu itu ke dalam Papan Pemantauan Khusus (PPK) skema Full Call Auction (FCA).
BEI memasukkan saham BREN ke dalam kriteria 10 Papan Pemantauan Khusus pada 29 Mei 2024. Kriteria 10 Papan Pemantauan Khusus ini menunjukkan bahwa emiten dikenakan penghentian sementara untuk perdagangan efek selama lebih dari satu hari bursa yang disebabkan oleh aktivitas perdagangan.
Tak hanya itu, market cap BREN juga sempat anjlok usai batal masuk indeks bergengasi Financial Times Stock Exchange (FTSE) Global Equity Index Quarterly periode Juni 2024.
Pada saat itu, saham emiten energi terbarukan itu anjlok 10% pada perdagangan, Rabu (5/6). Saham BREN merosot ke level Rp 7.425 pukul 13.41 WIB. Volume perdagangannya tercatat 1,37 juta dengan nilai transaksi Rp 10,15 miliar. Tak hanya itu, kapitalisasi pasarnya juga longsor menjadi Rp 993,36 triliun.
BREN kini tak lagi menempati pemegang kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia. Apabila melihat performa kinerja sahamnya, secara mingguan saham emiten orang terkaya nomor satu di Indonesia itu merosot 26,67%. Kemudian, dalam sebulan sahamnya juga melemah sebanyak 24,81%.
Keluar dari Papan Pemantauan Khusus FCA
Saham BREN keluar dari ke Papan Pemantauan Khusus Tahap Kedua atau full call auction (FCA). Emiten milik Prajogo Pangestu ini belum tiga puluh hari berada di papan pemantauan khusus. Saham BREN masuk ke FCA pada 29 Mei 2024.
Namun, Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam data terbarunya sudah mengeluarkan BREN dari FCA per 21 Juni 2024 sehingga BREN baru berada di papan FCA selama 23 hari. Dalam aturan sebelumnya, saham yang masuk ke dalam kriteria FCA berada di dalam papan pemantauan khusus selama 30 hari kalender.
Setelah 30 hari, emiten baru dapat keluar dari papan pemantauan khusus tersebut. Saat ini BEI sedang menunggu tanggapan pelaku pasar atas konsep penyesuaian peraturan nomor I-X tentang Penempatan Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas pada Papan Pemantauan Khusus, paling lambat pada 21 Juni 2024.
Namun sebelum kajian rampung, bursa telah lebih dulu mencabut BREN dari FCA. "Perubahan ini mulai efektif pada 21 Juni 2024," tulis Kepala Divisi PLP Bursa Efek Indonesia Teuku Fahmi Ariandar dalam keterangan resmi Kamis (20/6).